*BAB 1*
Siang itu teriknya panas tak menyurutkan semangat pengusaha yang berusia setengah matang itu, Namun tetap kelihatan muda walaupun saat ini usiannya memasuki angka tiga puluh enam. Wajahnya tetap kelihatan bersinar dengan tinggi badan yang sangat gagah, perut sixpack, alis tebal dengan rambut terlihat rapi, memiliki rahang yang kokoh dengan ditumbuhi bulu-bulu halus.
Siang itu tuan Aldo sedang meninjau sebuah proyek di pinggiran desa, di sana akan diadakan sebuah proyek baru pertambangan minyak yang berpusat di desa Soko.
Di sana akan ada pembayaran tanah milik warga setempat untuk pembangunan proyek baru pertambangan minyak itu.
Terlihat tuan Aldo dan rombongannya itu berjalan memasuki lokasi.
"Apa semua warga sudah berkumpul" tanya tuan Aldo pada asistennya yang bernama Rio itu
"Sudah tuan"
"Bagaimana dengan perangkat desa" tanyanya lagi
"Perangkat desa juga sudah berkumpul semua tuan, tinggal dari rombongan kita saja"
"Hemm baiklah"
Karena jarak dari parkiran mobil ke tempat lokasi itu sangat jauh sehingga mereka berjalan menuju tempat perangkat desa dan warga desa berkumpul.
"Selamat siang tuan mari silahkan duduk" Ujar kepala desa itu.
Mereka berjabat tangan satu persatu dengan pejabat desa itu. Lalu berbasa basi sebentar lalu memposisikan dirinya duduk di sebuah kursi yang telah tersedia itu.
Sebelum melakukan kesepakatan tanda tangan itu tuan Aldo telah memberikan edukasi untuk masyarakat yang tanahnya telah di beli untuk pertambangan itu.
Tak banyak yang ia jelaskan hanya sekedar bagaimana cara mengelola keuangan itu agar tak cepat habis dan bisa menjadi sumber penghasilan nanti. Bukan apa-apa hanya saja tuan Aldo khawatir jika nanti mereka para masyarakat yang menerima uang itu akan digunakan beli barang yang sifatnya merugikan padahal tidak terlalu dibutuhkan.
Harapannya tuan Aldo nanti membuka proyek di situ tak ada yang dirugikan baik dari pihak masyarakat setempat maupun dari perusahaan.