BAB 3
Tuan Aldo menganggukkan kepalanya, Via keluar dengan membawa aneka buah-buahan yang tadi sudah di tata rapi dari dalam untuk disajikan sebagai hidangan penutup itu.
Semua gerak gerik Via itu tak luput dari pandangan tuan Aldo, "Nah kalau ini cucu saya tuan, bernama Via"
Pak lurah itu memperkenalkan cucu kesayangannya itu pada tuan Aldo, "Padahal usia anda masih muda tetapi sudah memiliki cucu sebesar ini" sahut tuan Aldo itu.
Makan siang yang berada dirumah pak lurah itu berjalan lancar hingga menjelang sore hari. Akhirnya mereka berpamitan pulang ke tempat penginapannya. Iya tuan Aldo mengajak serta Istrinya itu dalam bisnis kali ini dan di ajak tinggal mengontrak di kota itu hingga beberapa bulan ke depan rencananya.
"Terimakasih jamuaanya hari ini pak, saya mau pamit dulu lain kali saya akan mengajak istri saya kemari" tuan Aldo berpamitan pada seluruh jajaran warga desa itu dan kembali ke rumah dimana istrinya berada saat ini yaitu di sebuah kontrakan yang cukup eli untuk mereka tinggali berdua.
Pak lurah menganggukkan kepalanya dan memberi salam perpisahan.
Sampai dirumah,"Bagaimana pekerjaanmu hari ini ba apa ada yang menyulitkanmu" Ayse istrinya tuan Aldo itu seraya menyajikan minuman teh hijau di depan suaminya itu
"Tidak semua berjalan lancar, hari ini aku disambut warga desa dengan baik" lanjutnya sambil membuka leptop meneruskan pekerjaannya itu
"Oh iya " Ayse yang sangat antusias mendengar cerita dari suaminya itu
"Iya bahkan aku dijamu makan siang dirumah pak lurah itu"
"Pak lurah itu sangat muda tapi sudah memiliki cucu yang sudah besar" lanjutnya lagi
"Wahh jadi pengen ikut kesana juga" Ayse malah berandai-andai sendiri
"Hemm kapan hari jika aku ada kunjungan lagi kesana aku akan mengajakmu" tuturnya lagi pada istrinya
Hari sudan beranjak malam setelah perbincangan suami istri itu mereka bersiap akan tidur. "Ba apa kamu tidak ingin" tawarnya pada suaminya itu
Mendapatkan jakpot seperti itu dari suaminya tentu saja tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Tuan Aldo mendongak menghampiri istrinya dan mencium tanpa ampun dengan tangannya mengambil kedua tangan istrinya mengarahkan ke lehernya setelah itu tangan kirinya tak tinggal diam terus meraba dan meremas benda kenyal kesukaannya itu hingga suara desahan lolos dari mulut istrinya itu.
Beberapa menit kemudian. mereka sudah tak ada satu benang pun yang menempel pada tubuh mereka. "Ayo cepat sayang aku sudah tidak tahan lagi Ahhh"
"Ini belum apa- apa sayang" tangan nakal tuan Aldo itu meraba area inti dengan jarinya hingga getaran itu muncul dengan di barengi suara erangan dari mulut istrinya itu Arhhhhhhh.....
Sepertinya sudah mencapai puncaknya untuk yang pertama kalinya tuan Aldo merasa puas dan kali ini baru adegan inti yang akan dimulai. "Ahhhh Aldo"..nafasnya menderu dan menyebut nama suaminya itu.
"Panggil namaku sayang" Aldo menggesekkan benda pusakanya itu pelan tapi membuat tubuh istrinya meremang.
"Lebihh ceoat Aldooo....aku sudah tak tahan" Posisi kali ini istrinya berada di bawah kungkungannya dengan tangan tak henti-hentinya yang kadang meremas dan menjambar rambut suaminya itu hingga erangan panjang lolos dari mulut ke duanya.
"Ayolah baba lebih cepat lagi ak.a..aku akan sampai" teriaknya lagi
Sementara Aldo masih bermain-main dengan kadang pelan dan kadang cepat "Sebentar sayang kita keluarkan bersama" tak berama lama lolos dari mulut ke duanya itu erangan panjang dengan nafas terengah-engah tuan Aldo langsung ambruk di tubuh istrinya itu.
Benda pusaka itu tak langsung di cabut ia biarkan terlebih dahulu agar benih premiumnya itu dengan harapan akan segera tumbuh walaupun usia pernikahan mereka sudah menginjak ke empat belas tahun .
Tuan Aldo memcabut benda pusakanya itu dan tidur miring memeluk istrinya sambil meraba dan dalam hati berdoa "Semoga akan segera tumbuh calon pewaris harapan kami" gumamnya dalam hati
Istrinya Ayse tidur membelakanginya dan kepalanya di posisikan di atas lengan suaminya. Baginya saat ini tidak ada tempat ternyaman selain suaminya itu.
***
Ke esokan harinya seperti biasa mereka menjalani rutinitas sehari-hari itu. Seperti sarapan pagi yang di sajikan istrinya yaitu roti panggang isi daging dan segelas kopi.
Tuan Aldo itu tipe orang yang tidak pemilih dalam hal makanan, apapun yang disajikan istrinya tentu ia makan. Hal itu yang membuat rumah tangganya adem ayem walaupun sudah empat belas tahun belum dikarunia anak. Tetapi mereka tetap romantis dan tak pernah berdebat soal hal itu.
"Hari ini kamu akan kemana" tanya Istrinya itu di akhir sarapan paginya
"Sepertinya akan meninjau proyek pembangunan sudah sampai mana" jawab tuan Aldo
"Kenapa" tanya tuan Aldo lagi
"Ehmm tidak ada, aku hanya bosan saja dirumah sendirian" celetuknya
"Baiklah nanti aku akan mengajakmu ikut bersamaku, tetapi apa kau mau aku titipkan kerumah pak lurah" tawar suaminya itu
"Benarkan, mau aku mau, baiklah aku akan bersiap"
Ayse istri tuan Aldo itu saking antusiasnya sampai apa saja di beli buat oleh-oleh istrinya pak lurah itu. Saat ini mereka sedang perjalanan menuju desa Soko itu lagi dengan membawa oleh-oleh ya g sangat banyak.
Disinilah sekarang mereka berada di depan rumah pak Lurah. Tuan Aldo menyetir mobilnya sendiri dengan satu kali melewati jalan tersebut saja langsung hafal dengan jalan itu.
"Wahhh ada tamu istimewa hari ini" antusias istrinya pak Kisno itu
Pak Kisno yang berada di dalam mendengar suara berisik dari luar seketika langsung mengintip ada apa diluar, tentu saja pak Kisno terkejut dengan kedatangan suami istri yang terbilang masih pagi itu.
"Wahhh anda datang kemari lagi tuan" sapa pak Kisno yang tiba-tiba datang dari belakang istrinya itu
"Mari tuan dan nyonya silahkan masuk, beginilah keadaan di desa tidak seperti di kota semua serba ada" istri pak Kisno itu menyambut dengan baik tamunya dan mempersilahkan duduk
Mereka duduk di teras dengan pemandangan terbuka dan udara masih alami sehingga terasa sejuk
"Via...Viaa" teriak istri pak Kisno itu pada cucunya yang bernama Via
"Iya eyang ada apa teriak-teriak" Via keluar tergopoh-gopoh karena panggilan neneknya itu
"Tolong buatin minum buat tamu kita ya nak" perintahnya
"Wahh tidak usah repot-repot bu kami malah jadi merepotkan begini" ujar tuan Aldo
Sedangkan istrinya itu membawa banyak barang dan akan di berikan pada istrinya pak lurah itu"Ini bu ada sedikit oleh-oleh dari kami, semoga suka" sambil menyerahkan barang-barang yang sangat banyak itu terhitung ada beberapa kantong plastik yang di bawa
"Wah ini apa-apaan malah kami yang merepotkan, kalau mau ke sini lagi tidak usah bawa apa- apa nya, ingin main ya main aja" bu lurah itu basa basi
Via keluar dengan membawa beberapa gelas yang berisi minuman itu dan meletakkan di meja.