Tanpa bertanya apa pun, Fahri menggendong tubuh Zoya. Wanita itu terkejut dengan perlakuan Fahri seorang pria yang tidak dikenal. Pemuda tampan itu juga tidak mengerti apa yang dirasakan oleh hatinya. Dia begitu yakin bahwa wanita itu adalah istrinya. Tanpa bertanya dia pun mengangkat tubuh istrinya dan membawanya pergi dari sana. Zoya merasa heran melihat seorang pria sing tiba-tiba datang menghampiri dirinya lalu tanpa berkata dan bertanya dia menggendong tubuhnya dan membawanya pergi begitu saja.
Wanita itu terus berusaha memukul tubuh fahri dengan sekuat tenaganya. Dia mencoba melepaskan diri dari pelukan pria asing tersebut. Tetapi tubuh Fahri begitu kuat sehingga Zoya tidak bisa melakukan apa-apa. Dengan berjalan kaki pria itu menggendong istrinya dan membawanya kembali pulang.
Zoya merasa heran karena pria itu justru membawanya ke rumah. Hati wanita itu bertanya-tanya siapakah sebenarnya pria misterius tersebut. Setelah tiba di rumah besar itu Fahri segera menurunkan tubuh istrinya yang basah kemudian berjalan meninggalkan wanita itu di sana.
Florida dan Alex menghampiri Zoya. Mereka memberikan handuk dan berusaha membersihkan tubuh Zoya. Florida sangat khawatir dengan keadaan wanita itu. Karena Zoya adalah seorang gadis yang takut dengan hujan. Apalagi mandi hujan seperti anak lainnya. Sedikit saja hujan menimpa dirinya maka dia pasti akan jatuh sakit. Karena itu semua orang merasa ketakutan melihat Zoya justru basah kuyup akibat hujan yang menimpanya.
Florida terus bertanya banyak hal kepada wanita itu. Tetapi Zoya tidak menjawabnya. Wanita itu hanya fokus pada sosok pria yang sedang berjalan meninggalkan dirinya menuju tangga memutar ah yang ada di hadapannya. Wanita itu tidak bisa mengalihkan pandangan dari pemuda tampan tersebut. Zoya merasa dia pernah bertemu dengan pria itu. Zoya merasa bahwa pria itu bukanlah pria asing baginya. Kenapa pria itu ada di rumahnya. Siapakah sebenarnya pria tersebut.
"Siapa?" wanita itu bertanya kepada Florida. Florida tersenyum mendengar pertanyaan Zoya. Ternyata kharisma yang dimiliki oleh Fahri mulai menyikat Zoya.
"Kenapa? Dia tampan bukan?" ucapan Florida membuat kedua mata Zoya melotot ke arahnya. Florida menutup mulut kemudian menundukkan kepala untuk menyembunyikan senyumannya. Zoya tidak mendapatkan penjelasan dari wanita itu, lalu dia melangkahkan kaki mengejar pria tampan yang sudah berada di lantai dua. Sesuatu yang membuat wanita itu semakin merasa heran adalah pria tersebut memasuki kamarnya. Selama ini tidak ada satu orang pun yang berani masuk ke dalam kamarnya tersebut tetapi bagaimana mungkin ada orang asing yang tiba-tiba masuk ke dalam kamarnya.
Dengan penuh rasa penasaran yang ada di dalam hatinya, Zoya mempercepat langkah kakinya kemudian dia mendorong pintu kamar itu dan melangkahkan kaki masuk ke dalam sana. Kamar itu terlihat kosong, suara air terdengar dari kamar mandi.
'Mungkin dia sedang ada di dalam kamar mandi,' pikir Zoya. Tadinya dia ingin mendorong pintu kamar mandi dan menghadapi pria asing itu. Tetapi dia kembali mengurungkan niatnya. Dia tidak mempermalukan dirinya sendiri dengan melihat pria lain sedang mandi. Mencoba bersabar, Zoya menunggu di depan pintu kamar mandi.
Sepertinya pria tersebut membutuhkan waktu yang lama karena sudah lebih dari setengah jam Zoya berdiri di sana tetapi pria itu masih berada di dalam. Zoya sudah kehabisan kesabaran nya. Dia pun mulai mengantuk pintu kamar mandi dan meminta pria itu keluar.
Tetapi sesaat sebelum dia mengetuk pintu tiba-tiba pintu itu terbuka. Seorang pria tampan dengan tubuh tinggi berdiri di sana. Pria itu hanya menggunakan handuk berwarna putih yang menutupi perut hingga lutut nya. Sementara dadanya yang bidang terbuka. Terlihat sangat jelas bahwa Fahri senang berolahraga. Karena tubuhnya begitu gagah dan juga penuh pesona.
Melihat seorang wanita berdiri di hadapannya membuat Fahri merasa canggung. Dia berlari mengambil selimut yang ada di tempat tidur kemudian menutupi tubuhnya.
"Kamu siapa?"
"Kamu siapa?"
Secara bersamaan mereka mengajukan pertanyaan yang sama. Mereka saling memandang satu sama lain. Zoya mengingat sesuatu setelah bisa melihat wajah pria itu.
"Kamu?"
"Kamu?"
Ternyata bukan hanya Zoya yang mengingat wajah pria tersebut. Tetapi pria itu juga mengingat wajah Zoya. Seorang wanita yang tanpa sengaja bertabrakan dengan dirinya saat berada di bandara. Fahri tidak bisa melupakan wajah wanita sombong tersebut.
"Kamu adalah pria yang tidak tahu malu. Kamu pria yang tidak punya mata sehingga menabrak orang sembarangan," ucap Zoya saat dia mengingat peristiwa pertemuan awal mereka.
"Hei, dasar wanita sombong. Bukankah kamu yang menabrak ku tetapi bukannya minta maaf kamu justru marah dan menghina orang begitu saja." pria tampan itu juga tidak mau mengalah. Dia sudah menahan amarah nya saat berada di bandara dan kini pria tersebut bisa menumpahkan a marahnya karena wanita itu ada dihadapannya.
"Dasar pria tak tahu malu. Kenapa kamu ada di sini?" wanita itu kembali bertanya.
"Kamu lah yang tidak tahu malu, seharusnya aku yang bertanya kenapa kamu ada di sini?" pertengkaran itu terus berlanjut.
"Apa? Ini adalah kamarku. Apakah kamu tidak malu berada di kamar seorang gadis sepertiku," jawab Zoya. Fahri baru mengerti. Ternyata wanita itulah istrinya. Istri yang bahkan wajahnya saja tidak ya kenali. Ternyata takdir hanya berputar di situ saja. Mereka sudah dipertemukan oleh takdir saat berada di bandara. Kemudian takdir membawa mereka ke dalam pernikahan meski paksaan tetapi pernikahan itu adalah sebuah kenyataan. Fahri duduk di atas ranjang saat dia mengetahui di mana dia berada sekarang.
Zoya juga berpikiran yang sama. Dia menyadari bahwa dirinya sudah berada di takdir yang berbeda. Pria yang berani masuk ke dalam kamarnya adalah suaminya. Dan suaminya adalah orang yang pernah bertemu dengan dirinya di bandara. Wanita itu juga duduk di atas sofa saat menyadari pasangan mereka masing-masing. Mereka hanya menundukkan kepala dan hanyut dalam pikiran mereka masing-masing.
***
Tok tok tok
Suara ketukan pintu terdengar di pintu kamar mereka. Pasangan suami istri itu duduk ditempat mereka masing-masing tanpa bicara dan juga tanpa menatap satu sama lain. Fahri mencoba berjalan membukakan pintu ingin mengetahui siapa yang datang menemui mereka.
"Tuan muda dan Nona. Sudah waktunya makan malam!" seorang pelayan berkata kepada Fahri. Pemuda tampan itu mengangguk kan kepala. Dia tidak tahu bagaimana cara memulai komunikasi dengan istrinya. Dia juga tidak tahu bagaimana cara menempatkan dirinya di rumah itu. Tetapi Zoya berjalan meninggalkan dirinya. Wanita itu juga merasakan hal yang sama. Tetapi dia justru lebih tidak ingin berkomunikasi dengan suaminya. Karena itu tanpa menunggu sang suami berbicara dia pun segera meninggalkan kamar tersebut.