Bernard kembali ke dalam kamar menemui Jessica yang sudah keluar dari persembunyian ya. Jessica benar-benar merasa kesal dan marah karena akibat dari kehadiran wanita itu dia harus menderita berdiri dalam waktu yang lama di sana.
"Sayang, apakah kamu baik-baik saja?" Bernard bertanya kepada Jessica. Wanita itu justru melotot menatap kekasihnya.
"Apakah mungkin aku baik-baik saja? Apakah kamu tidak melihat aku sangat menderita? Apakah kamu tidak melihat aku bahkan kesulitan bernapas saat berdiri di sana. Wanita itu bahkan tidak berniat beranjak dari kamar ini jika beberapa detik lagi dia tidak berangkat aku pasti akan menemuinya. Tidak peduli dengan semua rencana yang sudah kita buat. Tidak peduli seberapa banyak kerugian yang akan aku dapatkan. Semua itu tidak penting bagiku. Berani sekali dia membuatku menderita seperti itu." Jessica sangat kesal. Wanita itu benar-benar membenci Zoya. Tidak tahu apa yang akan terjadi jika zoya masih berada di sana dalam beberapa waktu ke depan nya.
"Sayang, kamu jangan seperti itu? Sekarang wanita itu sudah pergi. Dia tidak akan mengganggu kita lagi," ucap Bernard kepada kekasihnya.
***
Dengan perasaan tidak tenang, Zoya berjalan meninggalkan rumah Bernard menuju rumahnya. Dia masih mengenakan pakaian pengantin berwarna putih. Sementara Fahri masih berada di dalam kamar pengantin dan menunggu kehadiran istrinya. Tadinya dia ingin pergi menyusul wanita itu. Tetapi dia mengurungkan niatnya karena bagaimana dia bisa mencari istrinya sementara dia bahkan tidak mengenali wajahnya wanita tersebut. Karena itulah Fahri memutuskan untuk berdiam diri menunggu istrinya kembali.
Hari mulai sore, di luar hujan mulai turun membasahi bumi. Semakin lama hujan itu semakin deras. Fahri berjalan menuju balkon kamar pengantin untuk melihat keadaan di luar sana. Di jalanan seorang wanita dengan mengenakan pakaian pengantin berwarna putih sedang berjalan sendirian. Wanita itu membiarkan pakaiannya basah dan kotor menyentuh tanah. Dia bahkan enggan memanggil taksi karena dia tidak ingin segera tiba di rumahnya.
Wanita itu memilih berjalan kaki agar waktu yang ditempuh hingga tiba di rumah menjadi lebih lama. Dia berharap saat tiba di rumahnya, suaminya nanti sudah tertidur pulas. Wanita cantik itu membiarkan hujan terus membasahi tubuhnya. Disaat orang-orang berlari untuk mencari perlindungan. Disaat orang-orang berkumpul untuk berteduh dari hujan. Disaat orang-orang menutup kepalanya dari derasnya air hujan tetapi berbeda dengan Zoya. Karena wanita itu tidak peduli dengan air hujan yang terus membasahi tubuhnya. Dia berjalan sendirian tanpa peduli pada tatapan orang yang merasa heran melihat seorang pengantin wanita berjalan sendirian di tengah hujan bahkan beberapa diantara mereka mengambil foto wanita itu untuk dibagikan di media sosial.
Waktu terus berlalu tetapi hujan tak berniat untuk berhenti. Fahri yang semula abay dengan istrinya mulai merasa khawatir. Mungkin benar bahwa pernikahan mereka hanyalah pernikahan paksa. Pernikahan mereka tidak berdasarkan dari hati yang ridho. Pernikahan mereka adalah sebuah alasan. Tetapi hijab kabul sudah dijalankan. Sebuah janji suci sudah diungkapkan. Di mana Fahri memiliki sebuah janji bukan kepada wanita itu melainkan kepada Tuhan. Bahwa dirinya akan menjadi imam bagi istrinya. Dia bertanggung jawab atas semua yang terjadi kepada wanita itu. Dialah yang telah memikul tanggung jawab yang semula dipikul oleh ayah wanita itu.
Fahri bergerak meninggalkan kamarnya. Dia berjalan menuruni tangga dan bertemu dengan Florida serta Alexander di sana.
"Anda hendak ke mana tuan?" Florida bertanya kepada Fahri.
"Menjemput Zoya!" jawab pemuda tampan itu tegas dan yakin. Zoya, hanya itu yang diketahui dari istrinya hanyalah sebuah nama selebihnya dia tak tahu apa-apa. Alexander dan juga Florida berusaha menghentikan Fahri. Karena mereka mengetahui tak akan mudah mencari keberadaan Zoya. Mereka yakin bahwa wanita itu pasti sudah pergi dengan kekasihnya. Tetapi Fahri bukankah seorang pria yang mudah menyerah. Dia pun akan melakukan segala cara ketika dia sudah memutuskan ya. Dia menembus hujan yang deras. Bahkan Fahri hanya pergi dengan berjalan kaki. Florida dan Alexander berusaha mengejar nya. Mereka juga ikut menembus hujan yang deras ditemani oleh samaran petir yang membuat telinga sakit. Tetapi Florida kehilangan jejak Fahri yang perintah kemana. Sudah terbiasa bagi pria tampan itu untuk berjalan karena kekurangan ekonomi dia selalu menghemat dana dan menempuh perjalanan dengan kedua kakinya. Sebab menggunakan kendaraan umum apalagi pribadi akan membuat dirinya harus membuang banyak uang. Fahri sudah terbiasa berjalan dengan kedua kakinya sehingga kaki itu sudah terlatih untuk berjalan dengan cepat. Florida dan anak buahnya bahkan tidak bisa mengikuti jejak Fahri.
Pria tampan itu tiba di jalanan yang penuh sesak di mana orang-orang berlomba-lomba untuk mencari tempat berteduh. Ketika tiba di sana Fahri baru menyadari kesalahannya karena sungguh dia tidak tahu siapakah yang harus ia cari sebab dia bahkan tak mengenali wajah istrinya.
"Aduh, seharusnya aku melihat foto Zoya agar aku bisa mencarinya," sesal pemuda tampan itu. Dia merasa bahwa dirinya sudah melakukan kesalahan karena membiarkan dirinya tetap tidak mengenal istrinya. Kini dia tidak tahu siapakah yang dicari nya dan kemanakah dia harus bertanya.
Tetapi fahri tidak akan menyerah begitu saja. Pria tampan itu terus berjalan menelusuri jalanan yang basah dan juga kotor. Dia membiarkan hair hujan terus membasahi dirinya. Berjalan ke sana kemari mencari istrinya. Dia memperhatikan wajah setiap wanita. Dan menanyakan nama mereka. Karena hanya nama yang dia miliki saat ini.
"Halo, apakah anda Zoya?" tanya pemuda tampan itu. Wanita itu menggeleng. Selanjutnya Fahri kembali menanyakan hal yang sama kepada wanita lainnya. Pekerjaan itu terus berlanjut. Dia bahkan tidak berniat untuk kembali sebelum menemukan istrinya.
Sudah puluhan wanita dia temui. Mungkin lebih daripada itu karena dia tak menghitung yang sama sekali. Dia hanya bertanya kepada setiap wanita yang kebetulan berpapasan dengan dirinya. Dia hanya bertanya adakah wanita yang bernama Zoya. Tapi pencarian tidak berjalan mulus sebab setelah mencoba dengan sangat keras dia tetap tidak menemukan keberadaan istrinya. Pemuda tampan itu sudah merasa sangat lelah. Di tengah keramaian dia mencoba mengedarkan pandangannya. Hingga pandangan itu berhenti pada sosok wanita di bawah hujan yang deras menggunakan pakaian pengantin berwarna putih. Hanya wanita itu yang berada di sana yang menjadi perhatian banyak orang. Pemuda tampan itu segera berlari menyeberangi jalanan untuk mendekati wanita tersebut. Mendekati wanita yang membiarkan dirinya berada di bawah hujan yang deras.
Fahri tiba-tiba berdiri di depan Zoya, tetapi mereka tidak saling mengenal satu sama lainnya. Zoya mengangkat wajah menata Fahri demikian juga Fahri yang terus menatap wajah wanita itu.