-
Setelah Qu Huaian turun dari mobil, dia berjalan di sepanjang trotoar. Entah sudah berjalan berapa lama, atau sudah berjalan berapa jauh. Lingkungan sekitarnya sangat asing. Terkadang ada satu atau dua pejalan kaki yang lewat di sampingnya.
Dia berjalan ke bangku di depan dan duduk sambil melihat mobil yang datang dan pergi di depannya. Matanya menjadi semakin kosong dan bingung.
Begitu pintu kenangan terbuka, akan sulit untuk ditutup. Ingatan masa lalu bercampur seperti air pasang, dan matanya perlahan menjadi lembab.
Orang tuanya awalnya mengira dia adalah seorang anak laki-laki, jadi dia ingin melahirkan. Tanpa diduga, dia adalah seorang anak perempuan yang ingin membuangnya, tetapi dihentikan oleh kakaknya.
Mereka akhirnya setuju. Pada awalnya, mereka masih baik untuknya. Meskipun tidak sebanding dengan kakaknya, mereka juga terlihat ramah dan tidak khawatir tentang makanan dan pakaian.