"Dia ada pekerjaan di siang hari, jadi dia akan datang nanti malam." Jelas Xu Youyou.
Nyonya Besar Xu mengangguk, "Apakah dia memperlakukanmu dengan baik?"
"Baik, kok." Jawab Xu Youyou tanpa pikir panjang. Dia tidak berbohong, karena Mo Shenbai memang sangat baik padanya.
Saat dia terluka, pria itu membantunya mengoleskan obat, menyiapkan sopir untuknya, bahkan Mo Shenbai juga bersedia menemaninya pulang saat Festival Pertengahan Musim Gugur.
Di siang hari, setelah makan siang, Nyonya Besar Xu kembali ke kamarnya untuk beristirahat.
Meninggalkan Nyonya Xu dan Xu Youyou untuk mengobrol bersama. Wanita paruh baya itu mengeluarkan sebuah kartu dari dalam tasnya kemudian menyerahkannya pada sang putri, "Youyou, Ibu tidak tahu harus membelikan apa untukmu di festival hari ini. Ada sejumlah uang di dalam kartu ini, kamu bisa membeli apapun yang kamu mau. Di usiaku sekarang, aku tidak tahu apa yang disukai oleh gadis-gadis muda."
Xu Youyou memandang kartu bank berwarna emas yang diserahkan padanya itu sebelum menggeleng, "Bu, aku sudah punya uang. Jadi, Ibu tidak perlu memberiku kartu lagi."
Sebelumnya, orang tuanya akan selalu memberinya amplop atau mentransfer uang untuknya setiap hari perayaan. Dia juga tidak berbelanja banyak hal selain peralatan untuk melukis, jadi dia memiliki sedikit tabungan.
Nyonya Xu akhinya langsung meletakkan kartu tersebut ke telapak tangannya, "Nak, Ibu tahu kalau kamu tidak menghabiskan uang sembarangan, tapi ini adalah keinginan Ayah dan Ibu. Jadi kamu harus menerimanya. Perusahaan Ayahmu berjalan baik tahun ini, jadi kamu tidak perlu membantunya dengan berhemat."
Melihat hal itu, Xu Youyou tahu jika dia tidak dapat menolaknya. Oleh karena itu, mau tak mau dia pun menerima kartu itu, "Terima kasih, Bu."
"Anak baik.." Nyonya Xu menyentuh pipinya, "Kamu telah banyak menderita akhir-akhir ini."
Karena kondisi kesehatan Nyonya Besar Xu, dia tahu betul bahwa putrinya menjalani pernikahan palsu saat ini, tapi dia hanya bisa membantu menutupinya dan membiarkan sang putri tinggal di luar.
Xu Youyou tersenyum, "Bu, aku tidak menderita. Tuan Mo dan Kakak adalah sahabat baik, dia juga sangat baik padaku. Ibu tidak perlu khawatir."
Nyonya Xu mengangguk, tapi matanya masih memerah, "Andai saja Ibu tidak mendengarkan nenekmu dan menyetujui perjodohan dengan keluarga Lin, atau tidak mengirimmu ke pedesaan….."
"Bu….." Xu Youyou memotongnya, dia tidak ingin sang ibu menyesali apa yang telah terjadi, "Semuanya sudah berlalu. Lihatlah, bukankah aku sangat baik sekarang? Aku bertambah gemuk."
"
"Omong kosong, dari mananya kamu terlihat gemuk?!" Nyonya Xu merasa gemas dengannya dan mengusap-usap pipinya, "Selama kamu sehat dan bahagia, Ibu tidak akan meminta apapun lagi."
Xu Youyou menemaninya mengobrol sebentar sebelum Nyonya Xu kembali ke atas untuk beristirahat.
Xu Youyou juga kembali ke kamarnya dan memasukkan kartu emas tadi ke dalam tas bahu berwarna khaki yang ia bawa hari ini. Bulu matanya sedikit gemetar ketika dia melihat buku harian merah muda tua yang ada di dalamnya.
Dia mengeluarkan buku merah muda itu lalu duduk di meja sebelah ambang jendela, kemudian membuka buku hariannya dan melihat tulisan tangan indah yang familiar.
—----Jika aku tidak bertemu dengannya, aku rasa aku akan mati dengan tenang suatu hari nanti. Tapi, aku bertemu dengannya dan jatuh cinta padanya. Aku tidak ingin mati seperti ini. Aku ingin hidup. Aku ingin berjalan ke arahnya lalu berkata lantang, "Namaku Xu Youyou, terima kasih payungnya."
—----Aku ingin hidup. Hanya dengan hidup, aku akan memiliki kesempatan untuk bertemu dengannya lagi. Hanya dengan hidup, aku dapat menjadi lebih baik dan memiliki kesempatan untuk berdiri berdampingan bersamanya.
—-----Aku sangat ingin hidup, aku ingin terus menyukainya, aku ingin mengatakan padanya bahwa, "Aku bertahan karena aku menyukaimu. Karena kamu, aku memiliki keberanian untuk melawan semua ketidakadilan ini.
—----Aku benar-benar sangat menyukainya.
Brakk—-
Xu Youyou menutup buku hariannya seraya menarik napas dalam.
'Tidak peduli seberapa besar aku menyukai Lin Yin, tetap saja bukan aku yang ada di dalam hatinya.'