Chereads / FISSANDO IL CIELO / Chapter 2 - {First}

Chapter 2 - {First}

Lilian membaca selembar surat rekomendasi dari sekolah Jill. Ada lomba seni musik tingkat SMA di Esmeralda, dan Jill yang terpilih sebagai perwakilan sekolahnya pun merasa gelisah.

Ujian akhir sekolah yang tinggal menghitung minggu itu mengusik pikiran Jill. Namun, di dalam surat itu tertulis bahwa Jill tak perlu susah payah mengikuti ujian akhir sekolah. Sekolah menjamin kelulusan Jill, menang atau kalah. Maka dari itu, Lilian berusaha meyakinkan putrinya untuk mengikuti lomba itu. Setelah membaca hadiah berupa beasiswa dan jaminan sekolah tinggi, perlahan Jill pun menyetujui kontribusi di dalam ajang tersebut.

Setelah berhari-hari mengasah kemampuannya untuk menampilkan yang terbaik, kini tiba saatnya bagi Jill mempersembahkan hasil latihannya. Jill sudah terbiasa naik-turun panggung. Tak ada lagi demam panggung yang menggerayanginya.

Lagu Drei Intermezzi Op 117 milik Johannes Brahms yang menjadi lagu khusus lomba ini melantun indah di jemari Jill. Improvisasi yang gadis itu lakukan amat menambah kesan dramatis.

Tiga juri mulai menyimak dan memasang telinga mereka baik-baik, memperhatikan apabila ada not yang miss. Dua dari tiga juri tersebut merupakan guru musik dari sekolah yang berbeda, dan seorang lainnya merupakan perwakilan dari pemerintahan yang ahli di bidang musik. Sebelum lomba dimulai tadi, mereka telah mengucap sumpah akan bersikap adil dan tidak pilih kasih jika ada anak murid atau keluarga mereka yang mengikuti lomba ini.

Para penonton yang biasanya duduk tenang menikmati, sekarang berharap-harap cemas menyaksikan jagoan mereka menampilkan yang terbaik. Tatapan tidak percaya membuat mereka tampak naif di mata Jill.

Nada rendah yang dramatis mengakhiri "Drei Intermezzi" versi Jill. Gadis itu menunduk hormat dan segera turun dari panggung tanpa menghiraukan ramainya tepuk tangan dari penonton.

'Ugh, kenapa, sih, aku? Kenapa tidak bisa tersenyum setelah tampil?' batin Jill mengeluh.

Bukannya sombong, justru Jill sangat ingin tersenyum. Namun, karena kelebihan-uh, bukan, tetapi: kekurangan terkutuk yang melekat dalam dirinya membuat Jill akan merasakan lelah berkepanjangan apabila ia tersenyum seteah bermain piano. Seolah-olah ada beban berat yang tengah ia pikul jika bibirnya mengembangkan senyum.

Dari arah yang berlawanan, seorang cowok berperawkan tanggung dan serba merah menjajari langkah sambil menyetel biola miliknya. Suara pembawa acara yang menyuarakan bahwa peserta selanjutnya adalah Steven Bell mengiringi langkah mereka begitu berpapasan. Mereka melanjutkan langkah tanpa menghiraukan satu sama lain.

Mata Jill menangkap sosok ibunya yang sedang berbicara dengan seseorang, entah siapa. Melihat Jill menghampiri mereka, orang itu bergegas pamit.

"Ma, siapa itu?" tanya Jill saat benar-benar di hadapan Lilian.

"Dia tante Una, sahabat mama. Anaknya juga ditunjuk sekolah untuk ikut lomba ini," jelas mamanya, lalu menyeruput kopi yang memang disajikan untuk orang tua atau wali dari peserta.

Jill mengangguk-angguk lalu duduk di sebelah mamanya. Diam-diam, matanya memperhatikan punggung wanita yang dikenal Lilian sebagai Una. Tampak tidak asing.

"Dia harper solo profesional. Mama belajar harpa dari dia," jelas Lilian seolah dirinya bisa membaca pikiran anaknya. "Cantik, 'kan? Itulah alasannya dia dijuluki Harper tercantik di Esmeralda."

]]]}{[[[

Tiba saatnya untuk pengumuman pemenang dari lomba ini. seluruh peserta sudah berjejer di atas panggung, termasuk Jill yang masih menampilkan raut wajah datarnya. Di antara mereka, ada yang sangat mengharapkan kemenangan dari lomba ini. Dan ada juga yang sudah pasrah jika harus kalah, karena merasa tidak tampil secara maksimal.

"Dari begitu banyaknya peserta di lomba ini, kami para tim panitia dan juri menarik kesimpulan bahwa masih banyak peminat musik di Esmeralda. Kalian berhasil membuat para juri puas. Tentu saja ada pemenang dari lomba ini," kata pembawa acara itu.

Sudah umum sekali jika pada saat pengumuman kejuaraan, sang MC akan membuat suasana menjadi dramatis dengan mengulur waktu.

"Baiklah langsung saja kita umumkan sang Juara," sambungnya seolah-olah menendang ketegangan pada puncaknya. "Juaranya adalah...."

Hampir penonton menatap tanpa berkedip, seolah tak ingin melewatkan satu detik pun dari momen ini.

"Jill dan Steven!"

Suasana seketika hening. Para penonton dan peserta keheranan. pemenangnya ada dua? Atau, salah satu di antara dia nama itu? Namun, siapa?

"Jill dan Steven adalah pemenang yang dipercaya untuk maju ke babak selanjutnya, mewakili Esmeralda," jelas sang MC begitu menyadari ke-ambiguannya.

"Selamat Jill, Steven!"

Sontak saja para pendukung dari kedua nama itu bersorak merayakan kemenangan jagoan mereka. Yah, meskipun masih ada babak selanjutnya, mereka tetap bangga karena jagoan mereka berhasil mengalahkan puluhan peserta pesaing.

Begitu diminta untuk memisahkan diri dari barisan, mereka saling lempar tatapan heran. Steven dengan kernyitan di dahinya, Jill dengan raut datarnya.

'Perwakilan Esmeralda?' pikir Jill.