Di dalam gedung yang penuh kebencian, tampak seseorang tengah duduk di sebuah kursi sembari menatap jendela dengan tatapan kosong. Sejak tadi, dia membiarkan angin mengacaukan rambut perak panjangnya yang sangat indah. Melihatnya saja seperti keindahan dunia. Berbanding terbalik dengan jiwanya yang saat ini berkelana jauh, terombang-ambing dan nyaris tersesat.
Terbesit di pikirannya sesuatu hal yang tabu. Untuk apa aku hidup? Apa arti hidup itu? Apa pula tujuan hidup itu? pikirnya dengan perasaan hampa. Dia telah kehilangan segalanya, hanya sendiri dan dilanda kesepian.
Malam yang sunyi sangat menenangkan baginya, tetapi itu hanyalah kebohongan. Dia tetap terjatuh pada kehampaan, seakan seluruh hampa yang ada benar-benar abadi dalam dirinya. Menyedihkan.
"Aku harus pulang dan kembali ke rumah." Dia berdiri dari kursi dan berjalan jauh dengan gontai, menerjang gelapnya malam. Di setiap langkah yang tercipta hanya ditemani kesepian dan kehampaan.
Sesampainya di rumah, dia memasuki kamarnya yang hangat dan berbaring di kasur dengan pikiran yang teramat kacau.
Apakah aku ... apakah aku harus mengakhiri hidupku? Hal tabu ini kembali menerjang pikirannya. Namun, tak lama setelahnya dia tertidur lelap.
"Lapor. Individu bernama Ciel telah kehilangan keinginan untuk hidup." Terdengar suara yang sangat lembut, bahkan mampu membuat jiwanya tenang.
Dia yang sempat memejamkan mata pun kembali terjaga. "Apa? Suara siapa itu?" tanyanya, penuh kebingungan. "Seharusnya aku sendiri di sini. Dan, suara itu? Mengapa mendengarnya saja membuatku bahagia?"
Dia mendengar suara yang dapat menenangkan jiwanya. Suara itu sangat lembut, seperti suara wanita tanpa emosi. Siapa pun yang mendengarnya pasti akan jatuh hati pada suara tersebut.
"Dari mana asal suara itu? Apakah aku sedang bermimpi?" Dia tampak kebingungan dan mulai mengedarkan pandangan, memastikan di kamarnya hanya ada dia seorang.
"Ini adalah efek dari voice of world. Kau bisa menyebutnya suara dunia," balas suara itu, masih dengan cara bicara yang sama.
"Suara dunia? Apa itu?" Tentu saja dia sangat penasaran. Pasalnya, suara itu langsung masuk ke kepalanya, seperti sedang memberikan banyak informasi. Ya, walaupun dia tidak berharap mendapatkan jawaban yang bagus.
"Sebuah sistem yang mengatur dunia." Suara tadi menyahut.
"Apa??"
"Singkatnya sebuah eksistensi yang mengatur dunia, juga merupakan dunia itu sendiri," lanjut suara misterius, membuatnya termangu beberapa saat.
"Begitu, aku mengerti sekarang." Dia mulai memahami apa yang sedang terjadi, tetapi belum mengetahui apa tujuan suara itu. Di sisi lain, jiwanya tampak lebih tenang dari sebelumnya.
"Untuk mengambilkan jiwamu yang sedang tersesat, aku akan memberikan sebuah kemampuan yang memiliki kesadarannya sendiri. Itu akan menemani dirimu yang sedang bimbang, dia akan terukir di dalam jiwamu dan tidak akan pernah bisa terpisahkan."
Tiba-tiba sebuah cahaya muncul di tubuhnya. Itu sangat indah, seperti cahaya bulan di gelapnya malam. Kecantikan yang tidak pernah ada orang di dunia yang dapat membayangkannya.
Mata merah yang bersinar serta rambut perak panjang yang terurai terkena embusan angin. Sebuah keindahan dunia yang mustahil ditemukan di mana pun. Kembali dalam hitungan beberapa menit, dia mencoba tertidur meski rasa penasaran belum sepenuhnya sirna.
"Selanjutnya, akan kuserahkan padamu."