Semua orang berkata hal buruk tentang Camelia dan semua itu merupakan makian kepadanya karena sudah melakukan sandiwara yang memuakkan. Bagi mereka apa yang dilakukan Camelia sering dilakukan oleh wanita miskin yang menginginkan uang banyak sebagai ganti rugi kepada mangsanya.
Camelia menatap ke arah Danastri dan dia tidak ingin nama baik sang sahabat hancur karena dirinya. Namun, dia tidak bisa melakukan apa-apa lagi selain berusaha untuk membela diri dan mengatakan jika yang salah adalah pria itu.
"Pria itu yang berniat buruk kepadaku mengapa kalian menghakimiku?" Camelia berusaha kuat dan berkata seperti itu kepada mereka yang sudah mengatakan jika dirinya adalah wanita yang buruk.
Namun, tidak ada yang percaya dengan apa yang sudah dia katakan, dia juga mendengar seseorang yang mulai menyerang sang sahabat. Inilah yang tidak diinginkan olehnya semua orang menyerang Danastri yang sama sekali tidak ada kaitan dengan masalah yang sedang dihadapinya.
Danastri terdiam dan dia mendengarkan apa yang dikatakan oleh mereka semua tentang dirinya dan juga Camelia. Dia tidak akan bertindak dulu karena sedang menunggu waktu yang pas untuk membalas mereka semua.
"Cukup. Hentikan semua hal yang kalian katakan tentang temanku karena dia sama sekali tidak ada kaitannya dengan semua ini," Camelia kembali berkata kepada mereka semua yang sedang menghakiminya.
Terdengar suara tepuk tangan yang menyiratkan jika dia sangat salut dengan perkataan mereka semua yang memojokkan seorang wanita. Orang itu pun menghentikan langkahnya dan melihat ke arah Camelia dan dia juga melihat gaun yang dikenakan Camelia sobek.
"Apa kalian percaya dengan apa yang dikatakan oleh pria yang kalian anggap adalah teman kalian itu?" tanya orang itu dengan nada yang datar dan dia melihat mereka semua yang ada di depannya.
"Cornelius, apakah kamu mengenalnya?" tanya seseorang kepada orang yang bertanya tadi yang tidak lain adalah Cornelius.
Cornelius menatap ke arah orang itu dan berkata, "Aku mengenalnya karena dia adalah wanitaku dan tidak ada yang bisa mengganggunya."
Semua mata kembali tertuju kepada Camelia dan begitu juga dengan Danastri yang tidak tahu akan hal itu, mereka semua tidak mengira jika Cornelius akan memilih wanita miskin itu. Mereka melihat Cornelius membuka jasnya dan menempelkannya di tubuh Camelia untuk menutupi gaunnya yang sudah sobek.
"Kau ā¦ apakah kau sanggup membayar semua kebohonganmu itu?" tanya Cornelius kepada pria yang sudah berusaha melecehkan Camelia.
Pria itu terdiam dan dia tidak mengira jika wanita yang diinginkannya tadi merupakan wanita Cornelius. Apabila dia tahu sejak awal maka dia tidak akan melakukan hal itu dan dia pun menatap salah seorang yang ada di depannya, dia berusaha untuk meminta bantuan dari salah seorang temannya.
Namun, orang itu sama sekali tidak meresponsnya dan dia paham jika saat ini sang teman sama sekali tidak akan membantunya. Pria itu pun memikirkan cara agar Cornelius tidak membalas apa yang sudah dilakukan olehnya kepada wanita yang ada di depannya itu.
Cornelius menatap dengan tajam pria yang ada di depannya dan dia pun melihat jika pria itu sedikit takut dengan apa yang dikatakan olehnya. Akan tetapi, dia masih belum puas dan memberikan sebuah tanda kepada seseorang.
Setelah Cornelius memberikan tanda muncul sebuah rekaman yang memperlihatkan apa yang terjadi sebenarnya. Semua mata tertuju pada sebuah layar yang memang sedari tadi ada di tempat itu dan mereka pun melihat rekaman yang terjadi pada Camelia.
"Sekarang apa yang akan kau lakukan?" Cornelius kembali bertanya kepada pria yang tadi begitu sombong mengatakan semua keburukan tentang Camelia.
"Aku mohon maafkan aku dan jangan menghancurkan bisnisku," Pria itu menjawab dan dia paham jika semua yang dilakukan olehnya akan membuatnya hancur.
Dia mengenal sekali dengan sifat Cornelius yang akan menghancurkan siapa saja yang sudah berani mengusiknya. Pria itu terus meminta maaf kepada Cornelius karena sudah mengganggu wanitanya dan dia juga tidak tahu jika Camelia adalah wanitanya Cornelius.
"Jika dia bukan wanitaku apakah kau akan melakukan hal menjijikkan kepadanya?" Cornelius kembali bertanya kepada pria itu dengan nada dingin.
Cornelius kembali menatap orang-orang yang ada di sana lalu dia menatap ke arah Camelia, dia sudah muak dengan mereka semua. Dia pun membawa Camelia pergi dari tempat itu dan dia memberikan perintah pada asistennya untuk mencari tahu siapa saja yang sudah menghina Camelia.
"Lepaskan aku. Bagaimana kamu bisa ke luar dari penjara secepat ini?" tanya Camelia kepada Cornelius.
"Seharusnya kamu berterima kasih kepadaku karena sudah membantumu," jawab Cornelius sembari menarik tangan Camelia dan pergi meninggalkan pesta.
Camelia pun diam dan dia mengikuti langkah Cornelius, dia masih merasa sedih dengan apa yang baru saja terjadi. Dia tidak mengira akan terjadi hal yang memalukan seperti ini. Dia pun menyesalinya karena Danastri pasti dibicarakan oleh mereka semua karena berteman dengannya.
Dia melihat ke arah Cornelius yang sudah menghentikan langkahnya saat sudah berada di depan pintu lift. Camelia tidak bisa berkata-kata lagi dengan apa yang sudah dilakukan oleh Cornelius. Namun, dia merasa tidak ingin ada kaitannya lagi dengan pria yang sama sekali tidak paham dengan arti kesetiaan dan tanggung jawab serta sudah membunuh seorang wanita.
"Ayo masuklah," Cornelius berkata kepada Camelia setelah dia masuk terlebih dahulu ke dalam lift.
"Terima kasih karena sudah membantuku dan aku harap ini adalah pertemuan terakhir bagi kita," Camelia berkata sembari menekan sebuah tombol sehingga pintu lift pun tertutup.
Setelah pintu lift tertutup dia pun berjalan menuju tangga darurat karena dia sedang ingin sendiri. Dia berjalan menuruni anak tangga sembari memikirkan kembali apa yang sudah terjadi dengannya dan dia merasa jika hidupnya penuh dengan orang-orang yang menganggapnya sebagai wanita murahan yang bisa di bayar dengan sejumlah uang.
'Apakah aku memang harus menjadi wanita seperti itu?' tanya Camelia di dalam hatinya.
Dia juga kembali teringat dengan semua perkataan sang nenek yang memintanya untuk melayani pria yang akan membayarnya dengan uang yang cukup besar. Namun, dia sama sekali tidak berniat melakukan semua itu dan dia lebih memilih bekerja keras untuk mengumpulkan uang demi memenuhi kebutuhan sehari-hari dan melunasi utang sang nenek.
Ponselnya berdering, dia mengambil ponselnya dan melihat siapa yang menghubunginya. Dia melihat melihat nama Danastri di layar ponselnya tetapi dia tidak ingin mengangkatnya dan dia memutuskan untuk mengirimkan pesan kepada sang sahabat. Dia menuliskan kata maaf kepada Danastri karena sudah membuatnya malu di depan teman-temannya.
Setelah mengirim pesan itu Camelia kembali berjalan menuruni anak tangga, dia menghentikan langkahnya saat dia berada di depan pintu yang menuju ke luar. Dia melihat seseorang yang sudah berdiri tegap.
"Kamu ikut denganku dan jangan membuat keributan," ucap orang itu dengan nada menekan.