Chereads / I'm Not Your Cinderella / Chapter 8 - 8. Pembunuh Sebenarnya

Chapter 8 - 8. Pembunuh Sebenarnya

Kasus yang menjerat Cornelius masih terus berjalan dan pihak kepolisian pun sering meninta kembali pernyataan dari Camelia dan itu sedikit mengganggu pekerjaannya. Namun, dia bersyukur karena restoran tempatnya bekerja tidak memecatnya begitu saja, sehingga dia masih bisa mendapatkan gaji yang bisa membatu sang ibu.

"Camelia, hari ini kamu bisa pulang lebih awal," ucap sang manajer kepada Camelia yang sedang merapikan meja yang baru saja ditinggalkan oleh pengunjung.

"Apa aku sudah membuat masalah lagi sehingga Bapak membiarkanku pulang lebih awal?" Camelia balik bertanya kepada sang manajer karena ini terasa aneh baginya.

"Tidak. Kamu tidak melakukan kesalahan lagi karena restoran ini memang tutup lebih awal," jawab sang manajer dan setelah itu dia berjalan pergi meninggalkan Camelia.

Camelia pun melihat semua teman-temannya terlihat senang dan bergerak cepat untuk menyelesaikan pekerjaannya, dia pun tersenyum dan mulai mempercepat tangannya untuk menyelesaikan pekerjaannya. Dia memikirkan apa yang akan dilakukan olehnya bersama sang ibu untuk makan malam di rumah karena sudah sangat lama sekali tidak melakukan hal itu. '

Semua pekerjaan Camelia sudah selesai dan satu per satu teman kerjanya sudah mulai pulang, dia pun ke luar dari restoran dan berjalan melewati tempat pembunuhan itu terjadi. Sekarang jalanan itu sudah bisa dilewati oleh orang-orang dan dia pun sudah tidak terlalu takut untuk melewatinya karena dengan melewati jalanan itu bisa tiba dengan cepat di tempat yang akan dia tuju.

Camelia akan membeli beberapa sayuran yang akan dia masak untuk sang ibu di rumah, dia sudah memikirkan beberapa menu yang akan dia masak untuk sang ibu. Langkahnya terhenti saat dia mendengar suara beberapa orang yang begitu keras, dia pun maju beberapa langkah dan bersembunyi di balik tembok.

"Apa kalian tahu siapa yang sudah membunuh wanita di jalanan sepi itu?" tanya seorang pria kepada temannya.

Mendengar itu Camelia paham dengan apa yang dikatakan oleh pria itu dan dia pun langsung mengeluarkan ponselnya dan merekam semua hal yang dikatakan oleh pria itu. Dia tidak mengira jika yang membunuh wanita itu adalah pria yang menagih utang ke rumahnya dan menginginkan bermalam dengannya.

"Siapa yang sudah membunuhnya?" tanya seseorang yang belum tahu dengan siapa orang yang sudah membunuh wanita itu.

"Tentu saja aku dan aku mendapatkan uang yang begitu besar setelah menghabisinya," jawab pria itu dengan sombongnya.

Pria itu juga mengatakan siapa orang yang sudah membayarnya untuk menghabisi wanita itu, seorang pria tua yang sudah menghamili wanita itu. Pria tua itu ingin menghabisi wanita itu karena sudah mengancamnya akan memberitahukan ke seluruh keluarganya jika sudah menghamili wanita itu.

Camelia menggelengkan kepalanya dan terus saja merekam apa yang sedang mereka bicarakan, dia pun sedikit merasa bersalah karena sudah menuduh pria yang sama sekali tidak bersalah. Dia pun menghentikan merekam semua itu karena menurutnya sudah cukup bisa dijadikan bukti dan menyerahkannya ke pihak kepolisian.

"Tangkap wanita itu!" perintah seorang pria yang melihat Camelia yang baru saja menghentikan merekam apa yang sudah mereka lakukan.

"Sial! Tangkap dia jangan sampai dia lepas!" sambung pria yang sudah membunuh wanita hamil itu.

Camelia langsung berlari dengan secepat mungkin dan dia harus langsung ke kantor polisi untuk menyerahkan semua bukti yang ada di dalam ponselnya. Dia tidak boleh tertangkap oleh mereka semua karena bisa jadi dirinya yang akan kehilangan nyawa dan Cornelius akan terbukti bersalah jika tidak ditemukan pembunuh yang sebenarnya.

Mereka semua terus mengejar Camelia dan mereka tidak bisa melepaskan wanita itu karena mereka yakin jika wanita itu sudah merekam semuanya. Pria pembunuh itu terus saja mengatakan jika mereka semua harus mendapatkan wanita itu baik hidup atau mati karena dia sama sekali tidak peduli dengan wanita itu.

"Aku tidak boleh tertangkap," gumam Camelia sembari terus berlari dan dia pun berniat untuk menyeberang karena tujuannya berada di seberang jalan.

Camelia berteriak saat dia hendak menyeberang dan sudah berada di tengah jalan ada sebuah mobil yang hendak menabraknya tetapi mobil itu langsung berhenti. Dia menarik napasnya sejenak dan menghilangkan syoknya dan kembali berlari setelah mendengar para pria itu mengejarnya. Akhirnya Camelia pun tiba di kantor polisi dan dia langsung menyerahkan ponselnya dan memberikan semua bukti yang sudah dia tekam.

"Mereka tadi mengejarku dan mungkin mereka tidak terlalu jauh dari sini," Camelia berkata kepada sang polisi dengan napas terengah-engah.

"Nona, tetap di sini dan biarkan kami yang menangkap mereka," ucap sang polisi lalu dia mulai bergerak dan menyuruh seseorang untuk mencetak wajah mereka yang terekam di video yang dibuat oleh Camelia.

Camelia hanya duduk dengan menenangkan dirinya karena sudah berlari dengan semua kemampuan yang dimilikinya. Dia akhirnya bisa merasa lega karena sudah berhasil menyerahkan bukti yang sudah dia dapat, sehingga Cornelius bisa terbebas dari tuduhan pembunuhan wanita itu.

Tidak berapa lama para polisi pun berhasil menangkap mereka semua dan Cornelius pun tiba di kantor polisi, dia melihat ke arah pria yang sudah membunuh wanita yang mengaku mengandung anaknya. Setelah itu dia mulai berbicara dengan seorang polisi dan dia juga melihat video yang sudah dibuat oleh Camelia.

"Sebaiknya Anda berterima kasih kepada Nona itu karena sudah membuat video ini dan memberikannya dengan cepat kepada kami," ucap seorang polisi kepada Cornelius sembari menunjuk ke arah Camelia.

Cornelius pun melihat ke arah wanita yang ditunjukkan oleh sang polisi, dia tidak mengira jika yang sudah menolongnya adalah wanita yang sudah menjebloskannya ke dalam penjara. Dia pun beranjak dan berjalan mendekat ke arah Camelia dan duduk di sampingnya.

"Aku dengar jika kamu yang sudah menangkap mereka semua. Mengapa kamu melakukan semua ini?" tanya Cornelius kepada Camelia.

"Maafkan aku karena sudah menuduhmu sebagai pembunuh padahal aku sama sekali tidak melihatmu membunuhnya langsung," jawab Camelia yang langsung meminta maaf atas semua kesalahan yang sudah dia perbuat.

Cornelius terdiam mendengar permintaan maaf wanita yang ada di sampingnya, dia tidak tahu mengapa sama sekali tidak memerlukan permintaan maaf Camelia. Dia juga merasa tidak marah dengan wanita itu karena sudah membuatnya masuk ke dalam masalah dan menuduhnya sebagai pembunuh.

"Apa kau sudah siap untuk menerima hukuman dariku? Sebagai penebusan dosamu karena kamu sudah menuduhku sebagai pembunuh," tanya Cornelius sembari menatap Camelia.

Dia melihat wajah Cornelia yang sedikit takut dengan apa yang akan dilakukan olehnya tetapi itu semakin membuat Cornelius merasa tertarik dengan wanita yang ada di sampingnya. Dia akan melakukan semua hal yang bisa membuat Camelia membayar apa yang sudah diperbuat kepadanya.

"Baiklah aku akan melakukan apa saja yang kamu inginkan," jawab Camelia meski dia tidak yakin dengan keputusan yang dia mobil.