Chapter 2 - Kaisar Zheng

...

"Si-siapa dia?" Tanya para anak berandal itu.

Pertanyaan itu juga datang dari Yun Li An yang sangat terkejut saat mendapati seseorang berpakaian setelan jas rapih dengan dasinya yang berwarna hitam, bahkan sepatunya juga sangat mengkilap seperti selalu disemir dan digosok setiap menit.

"Jangan-jangan itu adalah bodyguardnya?"

"Hei, kau bilang dia orang miskin. Tapi jika dia memiliki bodyguard dan dijemput dengan mobil semewah itu!, apa kau buta?. Dia bisa saja menelpon polisi sekarang, ayo pergi!"

Sayangnya, sebelum mereka pergi. Pria berpakaian rapih itu telah memanggil mereka dengan wajah dingin.

"Apa yang kalian lakukan padanya?" Tanya pria itu. Sorot matanya cukup serius.

"Ka-kami ..." salah seorang dari mereka nampak canggung dan takut setelah mihat jika pria berjas itu nampaknya sudah memiliki sabuk hitam dalam beladirinya.

Disaat seperti itu seseorang maju untuk menimpal temannya, "Kami hanya sedang bartaruh!. Bukan kami yang memulai, tapi dia!. Dia telah janji pada kami jika menang akan memberikan uangnya pada kami!" Ucap si ketua berandalan itu dengan berani dan terang-terangan.

Pria itu hanya menatap mata anak berandal itu dan membaca situasi dengan cepat. Ia lalu pergi kedalam mobilnya sebentar dan membagikan uang pada mereka.

"Jangan ganggu dia lagi atau kalian akan kulaporkan"

"Ba-baik!"

"Aih kita dapat untung besar. Ayo pergi. Pergi!" Bisik mereka lalu pergi dengan cepat-cepat setelah mendapatkan uang yang bahkan tidak mereka bayangkan sebelumnya.

Angin kembali berhembus menerbangkan kelopak-kelopak sakura yang rapuh.

Pria itu berbalik menghadap Yun Li An dan terkejut dibuatnya karena Yun Li An tiba-tiba bersujud di kakinya.

"Yang Mulia, tolong maafkan saya!-"

"Nona, apa yang kau lakukan?!" Tegas si pria dengan setengah marah dan bingung, dan lantas langsung membuat Yun Li An bangun.

Begitu menggenggam tangannya. Pria itu dapat merasakan tangan dan seluruh tubuh Yun Li An bergetar, bahkan wajahnya terus menunduk seolah ia sangat ketakutan.

"Tenanglah, jangan takut. Aku sudah membuat mereka semua pergi dan mereka tidak akan berani mengganggumu lagi" ucapnya.

Yun Li An cukup terkejut mendengar suara itu begitu dalam dan lembut. Padahal ia yakin jika ia melihat wajah kaisar Zheng sebelumnya sehingga hal itu membuatnya takut dan mengingat masa lalu.

Tentu saja Yun Li An akan langsung bersujud jika bertemu kaisar, tapi nampaknya ia lupa jika sekarang dirinya sudah tidak lagi hidup di masa lalu.

Yun Li An memutuskan untuk melihat kembali wajah pria itu. Ia berfikir apakah ia salah lihat karena masih tenggelam dalam masa lalu dengan kaisar Zheng sehingga ia melihat pria itu sepertinya.

Begitu ia melihat wajahnya. Yun Li An hanya bisa terpesona.

Garis wajah yang tegas seperti alisnya, bulu mata yang terlihat lembut dan panjang, mata yang tajam, hidung lurus yang mancung, serta bibirnya yang berbentuk sempurna.

Tidak salah lagi, itu adalah wajah kaisar Zheng!.

"Nona?, apa kamu memiliki luka dan perlu ke rumah sakit?, aku bisa mengantarmu kesana jika mau" tanya pria itu masih dengan suaranya yang lembut dan dalam.

Yun Li An tidak salah dengan rupa wajah kaisar Zheng yang menawan yang masih begitu melekat dalam ingatannya. Wajah rupawan yang dalam beberapa waktu telah begitu dekat dengan wajahnya sepanjang malam yang begitu menyiksa.

Tapi suara dan ekspresi keduanya sangat berbeda.

Di masa lalu, wajah kaisar Zheng terlibat sangat sombong dan angkuh dengan senyuman liciknya, namun wajah pria yang mirip dengan kaisar Zheng saat ini memiliki ekspresi yang tenang dan lembut meski ia tidak tersenyum, namun sorot matanya yang mencemaskan Yun Li An sangatlah berbeda jauh dengan sorot mata yang dipenuhi nafsu dan keserakahan milik kaisar Zheng.

Bukan.

Dia bukan Yang Mulia. Yun Li an berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

"Nona-"

Drtttt!

Ponsel pria itu berbunyi sehingga ia tidak melanjutkan kata-katanya dan memilih mengangkat telepon yang masuk karena itu lebih penting baginya.

"Baik. Aku akan sampai sebentar lagi, dan tolong periksa lagi semuanya yang sudah kubilang. Aku tidak ingin ada kesalahan dalam rapat hari ini" ucap pria itu lalu mengakhiri pembicaraannya.

Sementara itu Yun Li An hanya menatap sedikit takut dan heran dengan pria di depannya yang benar-benar mirip kaisar Zheng tapi jelas mereka seperti orang yang berbeda.

"Nona, maaf aku sedang buru-buru jadi tidak bisa mengantarmu ke rumah sakit. Aku juga tidak tau apa uangmu sudah diambil berandal tadi atau belum, tapi ini untukmu. Kamu bisa memakainya untuk membeli obat dan pergi ke klinik terdekat" ucap pria itu dengan sedikit buru-buru sambil memberikan Yun Li An beberapa lembar uang.

Yun Li An hanya menerima uang itu tanpa bertanya karena sejujurnya ia masih bingung dengan apa yang terjadi seperti dirinya tengah berada dalam mimpi.

"Kalau begitu saya permisi. Hati-hati di jalan nona" ucap pria itu lalu ia pun pergi dengan mobil mewahnya.

Yun Li An menatap kendaraan itu sampai tidak lagi terlihat dari pandangannya dan baru sadar sesuatu yang sedikit mengganggunya.

"Benda hitam berkilau itu apa?!"

Wush!.

Angin kembali berhembus. Kali ini terasa dingin karena hari mulai gelap. Lalu Yun Li An juga baru sadar jika ia merasakan dingin di kakinya karen rok yang ia pakai hanya sampai atas lututnya.

"Kenapa pakaian ini pendek dan tipis sekali?!" Tukas Yun Li An dengan wajahnya yang sedikit merona. Sejujurnya ia baru merasakan memakai pakaian yang cukup minim seperti itu karena di masa lalu ia selalu berpakaian panjang seperti hanfu dan jubah yang lebar.

Yun Li An belum tau apa itu klinik, tapi ia tidak memperdulikannya dan memasukan semua uang dari pria tadi yang cukup dapat untuk membeli sebuah ponsel baru. Setelah itu ia pun pergi pulang ke apartemen kecil yang berada di ujung jalan, tepat bersebelahan dengan toko roti yang menjadi tempatnya bekerja paruh waktu setiap libur untuk tambahan uang saku dan untuk melunasi hutang-hutang ayahnya.

***

Setelah melakukan kebiasan Yun Li yang memasak untuk makan malamnya sendiri. Yun Li An pun tidur di kasur lantainya yang nyaman begitu selesai menyantap mie instan yang ia putuskan untuk memasaknya tadi karena lebih praktis dan cepat.

Di kehidupan lamanya ia belum pernah membaringkan tubuhnya dalam suasana yang damai seperti ini. Meski kondisi dulu dan saat ini sama-sama kekurangan, tapi setidaknya Yun Li An dapat tertidur dengan nyenyak di malam hari tanpa harus takut ada titah kaisar yang tiba-tiba datang untuk menyuruhnya pergi ke ranjang tidur kaisar untuk melayaninya sampai pagi.

Saat ini ada banyak hal yang terlintas di fikirannya, salah satunya tentang kejadian di sekolah ketika ia baru saja membuka mata dan kejadian terakhir yang membuatnya semakin sulit tidur. Sosok pria yang menolongnya sore tadi masih terbayang dalam ingatannya. Rupa wajah pria itu berbenturan dengan wajah kaisar Zheng.

"Tidak mungkin ..." gumam Yun Li An. Ia merasa khawatir. Ia baru saja ingin memulai kehidupannya yang damai tapi fikiran tentang sosok pria tadi terus mengusiknya. Ia bahkan berfikir, apakah pria tadi adalah reinkarnasi Yang Mulia Yin Zheng?. Bagaimana jika benar?. Bagaimana jika dia menyadari aku tadi sore?. Bagaimana jika dia datang mencariku?. Dan malam pertama Yun Li An di kehidupan barunya pun dilaluinya seperti di kehidupan lamanya. Ia terlalu cemas dan takut jika tiba-tiba pria itu datang dan membawanya pergi untuk kembali disiksa sampai matahari terbit.

Berbagai ingatannya di kehidupan lamanya melintas. Yun Li An terus berfikir sampai kepalanya terasa pusing sementara tubuhnya menjadi kian kehilangan tenaga. Ia pun tertidur dengan aman sampai pagi datang menyambutnya.

"Tidak terjadi apapun ... dan aku masih hidup" gumam Yun Li An yang baru saja membuka matanya dan tiba-tiba bangun mengecek seluruh tubuhnya yang masih berbentuk seorang gadis SMA dengan rambut panjang lurusnya yang berwarna hitam. Tubuhnya sangat berbeda dengan tubuh miliknya di masa lalu ketika ia melihat dirinya di cermin.

Di masa lalu ia adalah wanita yang cantik, namun dirinya yang sekarang terlihat seperti sosok wanita muda yang manis dan terlihat natural tanpa ada hiasan di wajahnya. Bahkan untuk berangkat sekolah ia hanya memoles tipis wajahnya dengan pelembab dan bedak. Tak lupa bibirnya yang kecil dan penuh seperti ceri ia berikan sentuhan lipbalm yang memiliki warna merah muda natural.

"Jadi. Aku harus bekerja sekarang" guman Yun Li An setelah mengikat rambutnya dengan gaya ponytail.

Ia segera menyiapkan tas yang biasa ia bawa untuk bekerja. Akhir pekan adalah waktu yang sibuk sepanjang hari. Yun Li An pun tak lupa menyiapkan bekal untuk istirahat makan siangnya. Ia ingin menghemat pengeluarannya. Ia bahkan beruntung karena mendapatkan apartemen murah di dekat tempatnya bekerja paruh waktu sehingga ia dapat menghemat biaya transportasi. Ia hanya perlu berjalan kaki atau menaiki sepedanya. Tapi hari ini Yun Li An memilih menggunakan kakinya dan menikmati pagi yang indah tanpa menghirup aroma istana yang terasa menyakitkan.

Burung-burung berkicau, bunga-bunga sakura terlihat menghiasi sepanjang jalan. Beberapa kelopak terjatuh di terotoar dan sesekali tertiup hembusan angin yang lembut.

"Ah. Inikah aroma kebebasan?" Batin Yun Li An. Ia benar-benar menikmati suasana pagi yang lembut itu.

Sesampainya di toko roti, ia langsung berganti pakaian dengan seragam dan apron dan bekerja sesuai dengan tugasnya. Yun Li An nampak sangat bersemangat hari ini. Baginya pengalaman ini adalah hal baru, dan untungnya tubuh gadis SMA ini dan segala ingatannya masih mengingatnya sehingga Yun Li An tidak kesusahan beradaptasi di lingkuangan kerjanya.

"Yun, tolong jaga kasir ya. Aku kebelakang dulu mengecek persediaan tepung dan telur"

"Oke, kak"

Dari tempat kasir itu, Yun Li An dapat melihat seluruh area dalam toko roti yang di desain seperti kafe itu. Kebanyakan yang datang adalah mereka yang ingin membeli beberapa potong roti dan kopi untuk sarapan.

"Permisi, apakah roti apel sudah habis?" Seorang pelanggan mendatangi meja kasir yang dijaga oleh Yun Li An.

Karena cukup banyak yang ia layani di kasir, jadi Yun Li An tak sempat melihat siapa pelanggan yang bertanya itu. Ia hanya mendengar dan langsung sibuk mengecek beberapa daftar di komputernya lalu memberikan jawaban secepat mungkin.

"Maaf kak, roti apelnya sudah habis untuk hari ini" jelas Yun Li An sembari melihat sosok pelanggan yang bertanya padanya. Ia baru saja ingin menjelaskan jika roti apel diproduksi dengan jumlah terbatas setiap harinya dan juga menjadi roti paling banyak digemari sehingga cepat habis persediaannya, bahkan ketika toko baru buka sekalipun sudah banyak yang memesannya untuk sarapan.

"Begitu ya. Apakah saya bisa memesan roti apelnya khusus untuk besok?" Tanya pria itu namun kali ini Yun Li An terdiam terpaku dan melupakan pekerjaannya sejenak.

"Kaisar Zheng!" Batinnya berteriak sementara matanya menatap tak percaya sosok pria di hadapannya adalah sosok yang sama dengan pria yang kemarin sore menolongnya.