Chapter 3 - Cinnamon Rolls

...

"Halo?"

"Yang Mulia, tolong ampuni saya!"

Bruk!

Yun Li An dengan senang hati menghantam kepalanya sendiri di meja kasir. Kejadian itu sontak membuat pengunjung toko menoleh ke arah meja kasir yang hanya dijaga oleh Yun Li An sendiri dan seorang pelanggan berjas hitam di depannya yang sangat terkejut.

"Ya ampun!. A-apa yang anda lakukan?!" Pria itu terkejut dengan sosok gadis kasir yang tiba-tiba berteriak seperti orang gila karena meminta ampunan padanya dengan membenturkan kepalanya ke meja karena ia tak dapat bersujud di kakinya dengan cepat-cepat. Bahkan pria itu kehilangan kata-kata setelah dirinya dipanggil dengan sebutan Yang Mulia di era modern ini.

Namun keributan kecil di pagi hari itu akhirnya mereda setelah senior Yun Li An datang untuk mengatasi masalah yang terjadi di kasir.

"Y-Yun, apa yang terjadi?" Bisik seniornya, tapi ia dengan cepat mengalihkan perhatiannya pada pelanggan karena ia berfikir Juniornya itu telah melakukan kesalahan dalam pekerjaannya sehingga ia harus meminta maaf dengan cara seperti itu.

"Tuan, maaf. Apakah ada yang bisa saya bantu?" Ucap seniornya yang mengambil alih sembari membisikan sesuatu agar Yun Li An pergi mengurus ke belakang.

"Yun, kau urus persediaan yang datang di belakang. Aku akan menangani yang disini"

Yun Li An masih dilanda bingung dan terkejut dengan tindakannya sendiri. Ia baru saja ingat jika ia bukanlah berada di kehidupan lamanya dan pria tadi pun bukanlah kaisar, tapi ingatan masa lalunya masih menghantuinya sehingga ia harus bersikap seperti orang sakit jiwa. Dan tanpa berkata-kata, Yun Li An segera meninggalkan meja kasir. Ia benar-benar merasa seperti orang bodoh dan sangat merasa malu sekarang.

"Maaf, tadi aku hanya bertanya tentang roti apel" ucap sang pelanggan.

"Oh, roti apel untuk hari ini sudah habis karena persediaannya terbatas setiap harinya"

"Ya. Pegawai tadi sudah menjelaskannya padaku, jadi apakah aku bisa memesannya untuk besok?"

"Tentu. Kami menerima pesanan"

"Kalau begitu aku pesan dua lusin untuk besok"

"Baik. Atas nama siapa?"

"Ying Shen"

"Baik tuan Ying Shen. Saya sudah mencatat pesanannya. Kami bisa antarkan juga atau anda mau ambil sendiri disini?"

"Aku akan mengambilnya besok pagi, sekitar jam sembilan"

"Baik. Apa ada lagi?"

"Hm. Aku pesan Cinnamon Roll dan Americano Coffe. Tolong antar ke atas"  ucapnya. Setelah selesai dengan pesanannya, Ying Shen pergi ke rooftop sambil menunggu pesanannya datang dengan santai.

Ying Shen membuka jasnya dan menggulung lengan kemeja putihnya sampai siku kemudian ia membuka laptopnya dan memasukan data yang harus dia cek sembari menunggu. Kedua matanya terlihat sangat serius menatap layar laptopnya. Beberapa email laporan masuk, dan beberapanya adalah dokumen-dokumen yang harus ia tandatangani secepat mungkin.

"Pe-permisi. Ini, pesanan anda ..."

"Ya, terimakasih-" Ying Shen terdiam sejenak saat melihat sosok yang mengantar pesanannya adalah pegawai yang tadi tiba-tiba memanggilnya dengan sebutan Yang Mulia dan meminta maaf dengan menghantam kepalanya ke meja kasir.

"Manisnya" kata itu keluar tanpa sadar namun setelah mengucapkan kata itu, Ying Shen sadar dengan cepat apa yang ia katakan dan merasa malu. Ia menatap Cinnamon dan sedikit membuat suara berdehem.

"Ehem. Ci-Cinnamon disini sangat manis" ucap Ying Shen pada Yun Li An yang bahkan tak mendengar kata-kata sebelumnya yang diucapkan Ying Shen hanya bisa menunggu karena mengira ia akan mendapatkan pesanan lagi. Oh ya, kali ini Yun Li An sudah dapat mengendalikan emosinya jadi ia dapat tenang meski melihat wajah pria di hadapannya saat ini mampu membuat jantungnya berdebar dengan perasaan menyenangkan.

"Apa anda ingin memesan Cinnamon Roll lagi untuk dibungkus, tuan?" Ucap Yun Li An yang mencoba membantu walau ia salah menebak maksud ucapan Ying Shen.

Jujur saja, wajah Ying Shen saat ini tetap sangat tenang. Ia bahkan tidak dapat menolehkan wajahnya kemanapun walau malu, tapi kedua matanya tak bisa berbohong. Ia mengerlingkan matanya kesana kemari agar tak melihat Yun Li An namun ia tetap harus bersikap biasa dan akhirnya memesan hal yang tidak ia butuhkan hanya untuk menutupi rasa malunya karena tanpa sadar tiba-tiba memuji sosok Yun Li An yang manis.

"Y-Ya. Tolong bungkuskan Cinnamon Roll nya satu lagi" ucap Ying Shen dengan nada sedikit pasrah.

"Baik" ucap Yun Li An. Ia tak segera pergi dan tetap berdiri disana namun beberapa detik kemudian ia membungkuk pada Yin Shen dan berkata "a-anu. Tuan, maafkan tindakan saya di meja kasir tadi" ucap Yun Li An.

Ying Shen pun kembali ke kondisi normalnya. Rasa malunya sudah menguap dan berganti ke ingatan beberapa menit lalu di meja kasir.

"Tidak apa-apa" nada suara Ying Shen masih tenang. Sebenarnya ia ingin bertanya tentang keadaan Yun Li An. Ia sedikit khawatir dengan kepala gadis itu, tapi ada sesuatu yang membuatnya harus menahan kecemasan itu.

"Te-terimakasih. Saya akan segera mengantar pesanan Cinnamon Roll anda. Kalau begitu saya permisi" ucap Yun Li An yang berlalu pergi cepat-cepat.

Untuk sesaat, Ying Shen memandang Cinnamon Roll di piring dan mengingat sesuatu saat mengingat wajah pegawai toko roti yang manis itu.

"Dia murid SMA yang sore itu mendapat masalah kan?" Gumamnya. "Apa dia bekerja paruh waktu disini?" Batinnya mencoba menebak-nebak.

Ying Shen menikmati kopi dan makanannya tanpa berhenti mengalihkan perhatiannya dari layar laptopnya dan dalam beberapa menit wajahnya menjadi suram seolah mendung datang padanya, padahal pagi ini matahari terbit begitu cerah dan tersenyum menyambut penduduk bumi.

"Anak ini benar-benar tidak bisa di andalkan!. Bagaimana bisa ayah membuatnya menjadi CEO Shaanxi-shen Group hanya karena dia berhasil lulus masuk perguruan untuk S2-nya di Jerman?! Dan alasan konyol lainnya!" Salah satunya adalah agar Xia Yi dapat belajar menjadi pemimpin.

Ying Shen begitu emosi sampai-sampai urat-urat di pelipisnya menonjol karena ia hanya bisa menahan amarahnya. Bagaimanapun, ayahnya adalah sosok yang pilih kasih dan selalu lebih memperhatikan adiknya, Xia Yi dibandingkan dirinya, padahal selama ini yang selalu membantu segala hal tugas ayahnya adalah dia. Dan sekarang, karena Shaanxi-shen group telah diserahkan kepada Xia Yi dan secara otomatis Ying Shen menjadi manager adiknya untuk membantu membimbing sang adik. Sebenarnya ia tidak keberatan dengan posisi itu karena posisi CEO dipegang adiknya, tapi karena sikap adiknya ia lama-lama menjadi muak. Ying Shen bagaikan mengurus anak balita yang tengah berusaha mengacak-acak dokumen penting perusahaan dan ia harus membereskan segalanya. Semua pekerjaan dibebankan kepadanya dengan dalil adik sialnya itu sibuk dengan pelajarannya, padahal ia tau jika anak itu lebih sibuk menghabiskan waktunya untuk bermain-main dengan wanita dan harta. Bahkan ia juga berani menggunakan uang perusahaan hanya demi kesenangan pribadinya tanpa memikirkan efek yang timbul di perusahaan dan bagaimana Ying Shen harus menangani dana yang sering hilang itu sedikit demi sedikit.

"Permisi. Ini pesanan Cinnamon Roll anda, dan ... sa-saya memiliki satu roti apel. Tolong terima sebagai permintaan maaf saya karena bersikap tidak sopan tadi" ucap Yun Li An yang baru saja datang membawa pesanan Ying Shen dan juga satu roti apel yang kebetulan ia beli untuk dirinya sendiri untuk makan siang nanti.

Perasaan dan fikiran Ying Shen yang tengah riuh dilanda badai seketika mereda ketika sosok Yun Li An menyodorkan satu bungkus roti apel padanya. Entah kenapa ia tiba-tiba merasa ada seseorang yang memperdulikannya dan tengah menyemangatinya lewat roti apel itu.

"Terimakasih, tapi bagaimana denganmu?"

"Eh?, a-aku?" Yun Li An menjadi panik sendiri namun ia dapat dengan cepat memiliki jawaban untuk diberikan pada sosok pria tampan di depannya itu. "Aku ... sebenarnya aku sudah makan cukup banyak sisa-sisa roti apel yang gagal jadi tidak masalah jika roti apel ini untuk anda, dan ... saya lebih suka Cinnamon Roll" jelas Yun Li An tanpa diminta. Ia bahkan memberikan senyumannya yang manis secara gratis pada Ying Shen.

Ying Shen merasakan kehangatan mentari menyelimutinya setelah badai berlalu dan ikut tersenyum dengan lembut.

"Terimakasih. Cinnamon Roll memang enak karena manis" ucap Ying Shen dengan maksud tersembunyi. Ia benar-benar mengakui jika sosok gadis pegawai toko roti ini memang terlihat manis.

Ying Shen mengambil bungkus yang berisi kotak berisi satu lusin Cinnamon Roll lalu menyerahkannya kepada Yun Li An, "kalau begitu ini untukmu saja" ucapnya.

"Eh?"

"Yun, cepat kebawah jika sudah selesai. Kakak Fu membutuhkanmu" ucap seorang pegawai yang melewati Yun Li An.

Yun Li An terkejut dan hanya baru bisa merespon dengan kata 'Eh' sebelum akhirnya ia memerima pemberian Ying Shen dan buru-buru turun kebawah karena sepertinya pelanggan sudah semakin ramai.

"Terimakasih, tuan"

"Tunggu" Ying Shen menghentikan Yun Li An sebelum akhirnya ia bangkit dari tempat duduknya dan mengambil sebuah kertas dari dalam bingkisan Cinnamon Roll yang diberikan kepada Yun Li An.

"Cek pembayarannya. Aku yang bayar Cinnamon Roll itu"

"Eh. Oh. Ba-baik. Terimakasih. Permisi, tuan" ucap Yun Li An. Di sepanjang tangga, Yun Li An dapat merasakan dadanya yang seperti berisi bom. Degub jantungnya begitu cepat ketika ia melihat musim semi yang sesungguhnya. Ia takkan pernah menyangka dapat melihat wajah dingin kaisar Zheng di zaman ini mengukir senyuman. Dan tanpa sadar, senyuman Ying Shen membuat Yun Li An ikut tersenyum seperti sakura yang mekar dengan indah.  Benar. Jika Ying Shen musim semi, maka Yun Li An adalah sakuranya.

Setelah pekerjaan panjangnya, Yun Li An akhirnya pulang. Ia berfikir jika hari ini cukup menyenangkan untuknya. Namun sayang, senyumannya tak dapat bertahan lama setelah ia mendapati sosok ibunya di depan pintu apartemennya sedang menunggunya dengan wajah putus asa.

"I-ibu?"

"Yun'er. Kau benar-benar harus menolong ibu kali ini. Ibu tidak tau lagi harus bagaimana"

"Masuklah dulu, Ma" ucap Yun Li An yang merubah aksen bicaranya yang awalnya kaku kepada sosok ibunya yang baru di kehidupannya saat ini.

Begitu masuk, Yun Li An memberikan ibunya secangkir teh dan menyediakan beberapa potong Cinnamon Roll yang ia bawa.

"Ma, ada apa?. Kenapa sampai datang kesini?. Apa para penagih hutang itu melakukan sesuatu padamu?. Aku sudah bilang pada mereka, jika aku akan melunaskannya minggu besok, kenapa masih-"

"Bukan. Bukan itu ..." ibu Yun Li An mulai membuka kata-katanya lagi dengan pundaknya yang terlihat bergetar.

Yun Li An memegang pundak ibunya dengan lembut dan bertanya lagi dengan suara rendah, "Ma?. Ada apa?"

"Aku tau kau sudah bekerja keras. Kita sudah bekerja keras. Tapi si brengsek itu benar-benar keterlaluan!" Ibu Yun Li An nampaknya tak dapat lagi menahan emosinya dan langsung meledak.

"Ada apa lagi?. Kenapa mama sangat marah?" Ucap Yun Li An.

"Bagaimana tidak marah?. Dia meninggalkan hutang begitu banyak pada kita!. Pada akhirnya kita bekerja keras dan hampir melunasinya. Hampir!" Ibu Yun Li An menekan kata 'hampir' lalu berhenti sejenak untuk bernafas sebelum akhirnya ia mengumpulkan kekuatan untuk kembali meledakan emosinya.

"Aku benar-benar tidak bisa berfikir lagi. Ayahmu itu ternyata masih meninggalkan hutang segunung!. Bahkan lebih parah!. Dia membawa lari uang perusahaan Shaanxi-shen Group!" Lanjutnya.

"Aku bahkan tak dapat membayarnya dengan nyawaku!"

Setelah mendengar kata-kata ibunya, Yun Li An merasa kehidupannya kembali seperti kehidupan lamanya. Ia kembali terjerat. Rasa Cinnamon Roll yang ia makan pun terasa pahit.