"Rin, ya?"
Karin menggeleng keras.
"Kita udah satu bulan enggak ketemu." Jaya mendekati Karin lagi untuk membujuk cewek itu. Dia mencium bahu Karin. "Ya?"
Karin memperhatikan wajah Jaya yang melihatnya dengan tatapan memohon. Kalau sudah begitu, Karin tidak akan bisa menolak. Namun dia sekarang sedang ingin jual mahal dengan Jaya.
"Ada satu syarat."
"Habis makan malam."
"Hah? Rin, makan malam masih lama."
"Habis makan malam, atau enggak sama sekali?" Karin menaikan sebelah alisnya.
Jaya berpikir untuk sementara waktu. Lalu dia pun mengangguk setuju. "Oke setuju tapi kalo meluk aja nggak apa-apa kan?"
Karin langsung mengangguk dan kemudian dia memajukan tubuhnya sambil merentangkan tangan. Tanpa bisa dibantah, dia juga merindukan Jaya. Satu bulan tidak bertemu dan disibukkan dengan pekerjaan masing-masing membuat mereka jarang berkomunikasi.
