"Kamu tetap cantik." Jaya langsung menempelkan bibirnya ke bibir Karin, sebelum cewek itu kembali berbicara.
"Kak Ja ... ya," ucap Karin terbata-bata sambil memukul baju Jaya perlahan. Dia ingin melepaskan ciuman itu tapi Jaya malah menahannya.
Beberapa menit kemudian, barulah Jaya melepaskan pautan bibirnya. Kemudian, dia bersimpuh di lantai dan masih menghadapi Karin. Matanya menatap dalam ke arah iris coklat istrinya.
"Maaf, aku pernah ngusir kamu."
"Kak Jaya, enggak perlu bahas itu lagi. Mama juga sudah tau semuanya. Enggak perlu ada yang disesali."
"Sekarang, kamu mau tinggal lagi di rumah aku nggak?"
Ditanya seperti ini, Karin pun terdiam karena masih belum siap jika harus kembali lagi. "Masalah pindah lagi ke rumah, bisa kita bicarakan nanti aja Kak?"
"Tapi, kenapa?" tanya Jaya. "Kenapa soal kembali, kamu harus mikir lama? Apa karena kamu sudah pu-"