Jaya terperangah melihat gambar itu. Matanya berbinar karena tidak menyangka kalau apa yang dia duga selama ini benar.
"Ini anak aku kan?"
"Em," gumam Karin.
Jaya berdiri dan memeluk cewek itu dengan erat. "Maafin aku sudah pernah buat kamu hidup dalam keadaan sulit."
Pelukan Jaya dibalas Karin. Untuk beberapa saat, dia menggunakan waktu itu untuk menghirup aroma tubuh Jaya yang sangat dia rindukan. "Kak Jaya enggak perlu khawatir, apa pun yang terjadi aku bakalan pertahankan anak ini."
"Aku percaya," ucap Jaya tanpa keraguan, dia lalu melepaskan pelukannya dan memberi jarak antaranya dengan Karin. "Aku yakin kamu enggak akan menyakiti siapa pun. Apa lagi kalau itu anak tanpa dosa."
"Kak Jaya, makasih ya," kata Karin.
"Makasih buat?"
"Tanpa Kak Jaya, mungkin aku enggak pernah tau siapa papa aku sebenarnya. Berkat Kak Jaya, aku jadi bisa ngerasain punya keluarga sendiri."