Karin mengerjapkan matanya beberapa kali untuk bisa menyesuaikan dengan cahaya ruangan. Satu per satu dia melihat orang yang ada di ruangannya. Banyak wajah-wajah yang pernah dia temui.
"Karin, kamu sudah sadar?"
Tidak ada reaksi yang Karin tunjukkan saat Jaya bertanya seperti itu. Karin diam saja tapi dia tak dapat menahan air matanya yang mengalir begitu saja. Melihat Jaya dari dekat seperti ini membuat Karin mengingat masa-masa terbaiknya.
Namun Karin juga sadar jika masa itu hanya seperti mimpi. Tak akan mungkin dia kembali lagi. Kebohongannya telah terbongkar.
"Makasih ya, udah nolong Emily."
Air mata Karin terus mengalir, mengingat apa yang terjadi kemarin. Andai saja dia terlambat sepersekian detik mungkin Emily akan terluka. Karin merasa dia kembali memilih keputusan yang benar.
***
["Berani kamu tinggalkan aku seperti yang lain, aku pastikan anak kamu bakalan celaka."]