Melihat Emily sudah tenang, Jaya beralih untuk membuka tas kerjanya dan mengambil sebuah amplop coklat di sana. Dibukanya amplop itu, dia lihat kembali isinya.
Inilah yang membuat Jaya tidak ingin mengetahui di mana keberadaan Karin. Dia tidak ingin segera mengirimkan surat gugatan cerai ini pada perempuan itu. Apa lagi setelah mendengarkan semua penjelasan dari detektif tadi. Karin berkata jujur soal orang tuanya dan itu membuat Jaya menyesal telah menandatangani surat ini.
Matanya beralih menatap Emily yang masih tertidur. Beberapa menit lalu anak itu mengigau soal Karin. Jaya sendiri pun tahu, harusnya Emily tidak berakhir di ruangan rawat inap ini.
Jika ada Karin, Emily tidak perlu merindukannya. Kepikiran sampai tidak mau makan. Sehingga tidak harus jatuh sakit dan dirawat di sini. Jarum suntik yang menusuk kulit itu tidak harus dirasakan tubuh kecil Emily.