Begitulah hubungan ibu dan anak ini, kayak temen akrab. Susi selalu menempatkan diri sebagai teman baik putrinya, supaya putrinya itu gak merasa ada jarak diantara mereka. Hasilnya, Hening akan mempercayakan apapun padanya.
"Dipta apa kabar?" Susi mengubah topik karena muka putrinya udah merah padam karena kesal.
"Baik," jawab Hening singkat.
"Kamarmu cantik ya? Kayak kamar bonek abrbie, pasti nyenyak tidurnya, ngoroknya makin keras lah ya?" Susi mengucapkan syukur dalam hati tanpa lelah karena rezky yang didapat putrinya begitu berlimpah.
Sebagai orangtua tentu dia sangat bahagia, hati dan jiwanya tenang.
"Ibu kalo ngomong yang fokus, jangan lagi ngomong A tiba-tiba ke Z." Protes Hening, terus dia melanjutkan, "lebih enak kamar Hening, baunya bau Hening."
Susi bergidik ngeri, "kecut gitu kok enak. Udah ibu bersihin kamarmu sebersih-bersihnya, baru keliatan kayak kamar, bukan sarang hantu."
"Kalo nistain anaknya ibu nomor satu ya, padahal jelas kamar Hening gak pernah bau."