"Kan udah aku bilang jangan asal meluk," gumam Hening. Tubuhnya kaku kayak batang pohon pinang, mau gerak sedikitpun gak bisa. Berharap ada angin putting beliung biar bisa lepas pelukkan Dipta.
"Gue gak tau kenapa bisa gini, tapi gue gak suka lo dekat dan perhatian sama cowo lain." Hening mana mungkin ngeh dengan ucapan Dipta, otaknya agak lemot kalo pekara kayak gini.
"Bisa lepas gak?" Hening udah gak nyaman kali dipeluk gini. Dada bidangnya Dipta kerasa kali, walau belum sekeras dadanya mr. Brayn. Aih … disaat kayak gini kenapa masih ingat itu dosen.
Percuma keras dan kekakr kalo seleranya sama cowo imut dan menggemaskan. Apa perlu Hening ganti kelamin biar bisa nyaingin itu cowo?
Hening langsung mengenyahkan pikiran kotornya itu.
"Janji dulu." Pinta Dipta sambil mengeratkan pelukkannya. Dia gak tau kenapa bisa gini, bawaannya emosi aja kalo Hening bahas atau ngobrol sama cowo lain, kecuali bestinya.