"Gak ada khilaf-khilaf, pokoknya gue gak mau tau. Lo harus nurut semua kata gue selama sebulan. Oh … bukan itu aja, lo cuci baju gue selama sebulan penuh. Gak pake nolak, kalo gak gue bakal perhitungan sama tu bule."
Mana mungkin Hening terima gitu aja, "gak lah, kok hukumannya kayak aku ngelakuin dosa besar?"
"Lo emang ngelakuin dosa besar, manfaatin suami buat keuntungan pribadi." Dipta melipat tangan kedada, gitu Hening mau bantah, Dipta melanjutkan, "atau gue aduin ke ibu dan abah."
Hening langsung kiceo, "kok main ngadu?"
Dipta mengedikkan bahu, "gue gak punya cara lain buat bungkam lo. Lo gak akan terima gitu aja hukuman dari gue. Berhubung gue lagi mager debat mending ngadirin penengah." Dipta tersenyum penuh kemenanga.
"Ok, aku terima tapi jangan sebulan. Kelamaan."
"No debat." Dipta langsung bangkit dan pergi masuk kedalam kamar. Langkahnya agak tertatih akibat tulang keringnya yang masih ngilu.
**