Hening mendumal kesal karena Jack tampak semangat menunggunya tersiksa. Pemuda itu mulai menyebut gunting batu kertas berulang kali, dibolak baleknya sampe Hening pusing sendiri.
"Woy, cepatlah! Lama kali, selak gak fokus."
"Eh …, gak boleh ngegas." Kali ini suara Jordy. Kayaknya dia sakit hati gegara Hening tadi belain Nail.
"Kekmana gak ngegas, si Jack lama kali. Aku aja dua kali ngulangnya, dia kok sampe sepuluh kali. Ini bukan final, masih banyak giliran." Kesalnya.
"Santai sist …." Jack terbahak.
Dia mengulangnya tiga kali lagi sampe akhirnya nyebut batu, Hening pasang gunting sementara Dipta menang. Dipta bersorak riang lalu bersiap menjitak Hening.
"Buka tirai." Perintahnya. Bukan cuma Hening yang bingung semua juga, tirai apa yang dimaksud Dipta.
"Tirai apa? Gila kau ya?" Sungut Hening. Dia udah bayangin gimana sakitnya jitakkan Dipta, mana mungkin pemuda itu punya belas kasih sama dia. Mukanya aja napsu kali pengen jitak.
"Ini masuk dalam KDRT gak?" tanya Hening.