"Aku udah bilang, Hening gak ada hubungannya dengan perubahan sikap aku. Kenapa kamu nemuin dia terus bicara omong kosong?" Dipta mengajak Ara bicara. Lama-lama dia gak bisa nahan kekesalannya.
"Karena aku ngerasa perubahanmu emang karena dia. Kamu pasti takut dia lapor sama nenek dan kakek, iya kan? Kamu gak percaya sama aku, takut aku gak belain kamu seandainya mas Dikta datang dan nyalahin kamu."
"Kamu kenapa sih? Dikta gak nuduh aku, dia tau menghilangnya kamu karena ulahmu sendiri. C'mon, kamu makin lama makin bingungin. Ngapain kamu libation Hening sementara dia gak tau apapun? Kamu mau buat aku salah paham sama dia, iyakan? Kamu mau buat kesannya, dia yang cari masalah."
Dipta uah gak sanggup ngadepin Ara lagi, semakin hari sifat Ara semakin aneh.