Bayu percaya sama Hening, wong Dipta aja kayaknya naudzubillah apa algi kawan kawannya. Lagian rejeki gak boleh ditolakan? Dosa nolak rejeki!
"Lo kira kita apaan? Gini gini kami masih hati nurani." Ucap Nail drama.
Hening memutar jengah bola matanya, "ini mau kalian makan semua hari ini? Gak ingat ibu masak banyak?" Tanya Hening.
Bisa ngamuk bu Susi kalok mereka udah kenyang durian luan dan gak makan apa yang udah dimasaknya. Dijamin setahun kedepan dia gak bakal masak lagi buat Hening kalok Hening ikut-ikutan.
"Ya enggaklah, gila aja! Kita harus menghargai ibumu yang udah susah payah masak banyak-banyak. Gak mungkin lah kami gak makan." Ujar Nail.
"Halah emang kau nya aja yang doyan." Jawab Hening malas.
Nail tertawa kaku sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal. "Ya gimana, namanya masakan ibumu enak. Ngalahin masakan dirumah makan mewah." Ucapnya.
Hening membusungkan dadanya, dengan bangga dia berucap. "Oh kalok itu gak perlu diragukan lagi! Mamak siapa dulu?"
