Hening gak perduli kalau dokter pribadi kakeknya ini menilainya anak kurang ajar atau apapunlah. Dia mang gak akur sama Dipt tapi bukan berarti terima kalau pemuda itu di hina, bukan karena suka, sumpah bukan.
Mana mungkin dia suka sama anak monyet itu, amit-amot jabang bayi. Walau begitu dia tetap gak suka ada orang yang terang-terangan merendahkan Dipta, apalagi alasannya gak jelas. Bilang Dipta pembuat masalah.
Gak sepenuhnya salah emang tapi gak pantas aja dia ngomong gitu. Memangnya dia siapa? Orangtuanya Dipta? Orangtua sekalipun gak boleh merendahkan anaknya.
Hening bangkit lalu pergi dari hadapan dokter yang menatapnya kesal. Dari balik kacamata si dokter terlihat mata yang menyipit tanda marah. Marah karena Hening tidak memiliki sopan santun sama sekali menurutnya.
Berani membantah dan berani pergi tanpa pamit.
Hening gak perduli siapa lawannya, mau tua muda, laki perempuan kalau menyinggungnya sia-siap aja dilawannya. Mau di bilang gak ada sopan santun bodo amat.