Hening bukannya gak suka naik motor tapi Dipta kelewat ngebut dan gak bisa dibilangin sampe mereka diteriakan abang berjaket ijo yang punggungnya tertulis, 'mau cepat, pakai jasa kami'. Hening gak paham maksudnya yang jelas abang itu melotot.
Matanya yang merah hampir aja melompat mengejar mereka, Hening bergidik ngeri. Hening membenani helm yang hampir terbang dengan sebelah tangan memegang erat jaket Dipta, lebih tepatnya hodie.
Gak cuma abang berjaket ijo aja yang ngamuk, pengendara lain juga dan Dipta gak perduli. Macam gak punya telinga. Berulang kali Hening memukul punggung pemuda itu, gak bisa ngomong, angis kencang kali. Bibirnya geter, liurnya kemana-mana.
Pas sampe didepan cafe mi ayam, Hening langsung lompat dari atas motor. Menggerutu karena helm gak bisa dibuka, Dipta membantunya. Hening langsung menatapnya horor.
"Itu udah paling pelan. Lo mau gue nuntun ni motor?" tanyanya tenang sambil nurunin standart motor setelah itu memakirkannya dengan benar.