Hening kemudian beralih pada kepala sekolah, "maaf bu, saya dan adik sepupu saya lancang. Saya gak bermaksud …"
"Apa lo bilang adaik sepupu? Ngarep banget lo …"
"Lilyana, Diam!" Tegas kepala sekolah. Lily mendengus kasar sambil membuang muka.
Kepala sekolah menatap Hening lamat baru kemudian mempersilahkannya duduk, "biasanya yang datang kakak kandungnya."
"Oh … kakaknya lagi diare, kebanyakan makan rawit semalam." Alasan Hening membuat Lily naik darah sementara guru Bp yang berdiri disamping kepala sekolah tersenyum geli.
Hening mengeluarkan ponsel dan kembali membuka menu perekam suara, "izin rekam ya bu, biar jadi bukti nyata sama orangtuanya Lily. Jangan dikira saya ngarang."
Kepala sekolah mengangguk, "silahkan."
Kepala sekolah menghela napas dan membuangnya pelan sambil menatap Lily, "adik sepupumu sudah sangat keterlaluan. Dan untuk itu saya harus memberinya skors selama dua minggu, dengan begitu dia akan merengung."