Hening bangun pukul sepuluh sesuai janjinya, saat juragan nyonya membangunkannya, dengan memelas gadis itu meminta waktu dua jam lagi. Saking ngantuknya, matanya gak kebuka membuat juragan nyonya tertawa geli melihatnya.
Hening menatap wajahnya yang sembab dari pantulan cermin, "akibat kamar enak, tidurpun maunya lama. Hening … Hening … lain kali gak boleh kaya gitu, malu!" omelnya pada diri sendiri.
Hening menatap novel yang tergeletak diatas kasur, mendesah pelan dia bergumam, "memanglah si Hening ini gak tau diri. Maui ala ala putri raja gitu, habis baca novel tidur! Gak ada akhlak! Ingat, ini rumah orang bukan rumah sendiri, tau bawa diri biar orang sayang. Jangan manfaatin kasih sayang orang, paham?" tanyanya pada diri sendiri.
"Paham," jawabnya sendiri.
Dia gak sadar didepan pintu Dipta berdiri dengan tangan terlipat kedada dan punggung bersandar di pintu. Dia mendengar semua ocehan gila Hening.
