"Kamu kok mau ikut kita?" kata juragan nyonya pada Dikta.
"Terus kalau aku gak ikut, kalian pergi berdua? Larut malam begini?"
Juragan nyonya nyengir kuda, "iya juga, nanti dou cantik di culik, heboh sejagat raya." Dikta tersenyum mendengar itu. Neneknya semakin ceria setelah kehadiran Hening, jiwa mudanya berkobar-kobar. Entah apa yang akan terjadi kalau kakeknya tau.
"Benar kakek sudah tidur? Jangan sampai sekembalinya kita dia berkacak pinggang didepan pintu."
Juragan nyonya mengibaskan tangannya, "gampang itu, gak mungkin dia bisa marah sama nenek. Yang penting kita jemput anak nakal itu, dan pastikan dia gak balap lagi."
Juragan nyonya menoleh melihat Hening yang tampak lesu, "kamu kenapa?"
"Aku lagi ngebayangi satu milyar lenyap gitu aja, banyak kali itu!" juragan nyonya menghela napas pelan.
Hening duduk dengan tegak lalu berkata, "gimana kalo kita muncul setelah dia menang? Uangnya nenek sita habis itu kita foya-foya!"