"Cukup!" Dikta membanting pena sambil mengangkat kepalanya. Dia menatap ketiganya dengan mata yang menyipit.
"Cukup merecokiku dengan kalimat-kalimat sampah! Sekali lagi berani mengusikku, aku akan membuat peraturan yang memberatkan kalian."
"Sayang, maafkan kami! Kami hanya ingin mengingatkanmu karena kami perduli," ucap Chintya dengan suara yang dibuat selembut mungkin.
Dikta menatap Chintya lalu berkata, "kalian melakukannya bukan buatku tapi buat kalian sendiri. Kalau Dipta menduduki posisiku maka kesejahteraan kalian terancam. Itu yang membuat kalian seperti orang gila sekarang. Jangan suka mengadu domba antar anggota keluarga. Sekarang, keluar!"
Chintya dan dua putrinya langsung keluar sambil menghentakan kaki. Mereka gagal memperngaruhi Dikta.
Begitu membuka pintu mereka bertemu tatap dengan Dipta yang menatap mereka remeh lalu melengos masuk dan membanting pintu dengan keras.