Juragan nyonya tersenyum lalu berkata, "yang pertama tentu saja karena kamu anaknya mereka. Orangtuamu manusia yang paling tulus yang pernah nenek dan kakek kenal."
Hening menatap juragan nyonya, "masa?" ucapnya tak percaya.
Juragan nyonya mengangguk, "ayahmu tidak pernah memanfaatkan kedekatannya dengan kami untuk keuntungan pribadi. Dia bekerja dengan jujur dan hanya menerima upah sesuai keringat yang dikeluarkannya. Kakekmu sangat menyukainya begitupun nenek, sampai-sampai kami ingin menjodohkannya dengan anak perempuan kami. Sayangnya, abahmu sudah memilih permata hatinya sendiri, ibumu."
Hening tersenyum, "permata hati nama belakangku."
"Ya … nenek tau. Tapi, kamu tau kenapa nama belakangmu itu?"
Hening menggeleng, "memangnya ada maknanya? Aku pikir karena ibu dan abah tidak mau pusing-pusing memikirkan nama untuk putrinya."