"Aku tidak menyangka jika orang orang memandangku sebagai pria brengsek yang suka memainkan hati wanita," Mave masih terus meratapi nasibnya, menatap langit langit ruangan dengan tatapan kosong seraya menghisap rokok yang ia pegang, "Apakah Valieku juga akan berpikir demikian huh? Apakah dia akan merasa jika aku adalah play boy yang selalu memainkan hati wanita? Padahal faktanya aku hanya memilihnya. Aku hanya mempunyai dirinya di sampingku. Aku hanya mencintainya," gumam lelaki itu.