Chereads / Maverick Davidson / Chapter 7 - Seven

Chapter 7 - Seven

"Jaga dirimu," Mave memeluk pinggang Valie, menatap gadis itu dengan lekat sedang yang di tatap hanya menaikkan sebelah alisnya.

"Aku hanya menjenguk Yuki," Valie memutar bola matanya malas, Mave itu berlebihan sekali.

"Ya," Mave mengangguk, membiarkan Valie memasuki mansion Lucas dengan Angela yang mengikuti di belakangnya.

Setelah memastikan Valie hilang dari pandangannya, Mave segera kembali memasuki mobil, duduk di kursi penumpang dan Daniel sebagai supir, "Ke markas sekarang. Masih ada satu jam sampai rapat di mulai. Bawa dua tikus menjijikkan itu. Biar aku sendiri yang membasmi mereka,"

"Baik boss,"

Sedang di sisi lain, Valie tampak dengan santai menyusuri mansion Lucas yang besar dan mewah, segera menuju lift untuk sampai di kamar Yuki. Ia sudah sering menginap disini ngomong ngomong. Bahkan ia lebih sering menginap di sini dibandingkan dengan di mansion Mave.

Pintu lift berdenting ketika mereka tepat berada di lantai 4. Valie segera melangkah keluar di susul Angela di belakangnya.

"Hai Valie. Senang melihatmu di sini," sapa Lucas yang baru saja keluar dari kamarnya, "Senang melihatmu ada di sini. Masuklah. Yuki sejak tadi menunggumu,"

"Oh? Baiklah,"

"Dan di belakangmu? Ah aku beberapa kali melihatnya. Bukankah gadis ini adalah kepala pelayan di rumah Mave?" Lucas menunjuk Angela dengan dagunya.

Valie mengangguk, menepuk bahu gadis di belakangnya beberapa kali, "Dia personal assistan ku mulai sekarang. Dan aku harap kau berhenti membujuknya untuk ikut dalam organisasimu,"

"Baik tuan putri aku mengerti. Aku tidak akan membujuknya untuk ikut denganku lagi," lelaki tinggi itu memutar bola matanya malas namun sesaat kemudian segera membuka pintu kamarnya semakin lebar tanda nempersilahkan Valie untuk masuk.

Gadis itu segera mengangguk, berjalan santai memasuki kamar pasangan suami istri itu. Valie kemudian menoleh kearah Angela yang hanya berdiri di depan pintu, "Kau tidak ikut masuk?"

"Tidak nona. Ini hanya urusan anda dan Nyonya Yuki. Saya tidak punya wewenang untuk ikut campur," Angela menunduk sembilan puluh derajat.

Valie kemudian mengangguk, tidak memaksa Angela, "Baik terserahmu. Aku tidak akan lama,"

"Oke girls aku akan ke bawah dan kembali dalam lima belas menit. Bersenang senanglah," pamit Lucas sebelum berjalan menjauh.

"Aku tidak menyangka Ratu Calisto akan datang menjengukku," Yuki berseru. Gadis itu duduk di tempat tidur dengan sebuah selimut tebal yang menutupi tubuhnya hingga pinggul, "Bagaimana kabarmu?"

"Seharusnya itu yang harus aku tanyakan padamu Nyonya Anderson. Apa kau baik baik saja?"

"Well, seperti yang kau lihat. Hanya lemah dan mual,"

"Apakah ini sesuai dengan yang aku pikirkan?"

"Ya kau akan menjadi seorang bibi," jawab Yuki seraya terkekeh.

Valie melotot dengan dramatis sebelum memekik senang, segera memeluk erat tubuh sahabatnya itu, "Astaga aku benar benar bahagia untukmu,"

"Dia datang di waktu yang kurang tepat. Tapi tidak masalah. Aku tetap bahagia untuk itu,"

Valie menatap Yuki dengan tatapan redupnya, bibirnya melengkung ke bawah dengan spontan, "Tenang saja. Suamimu jelas akan melindungimu dengan nyawanya. Dan Calisto tetap ada di belakangmu untuk melindungimu,"

"Ya kau benar,"

"Jadi? Laki laki atau perempuan? Kalian sudah menyiapkan nama untuknya?"

"Hey?" Yuki mengerutkan alisnya, "Usianya bahkan masih tiga minggu Valie. Kita masih belum bisa mengetahui jenis kelaminnya,"

"Aku ingin bayi," Valie membanting tubuhnya di samping Yuki, segera mengeluarkan ponselnya untuk menghubungi Mave, "Apakah Mave akan memberikannya?"

Yuki mengedikkan bahu, "Seharusnya kau yang memberi Mave bayi bukan Mave yang memberimu bayi,"

"Hmm tapi Mave selalu menuruti apapun yang aku inginkan," Valie mencebik, menatap layar ponselnya di mana tanpa ia sadari teleponnya sudah tersambung dengan Mave, "Mave,"

"Ya aku sudah menduganya. Kau tidak bisa mendapatkannya sekarang,"

Bibir Valie kian melengkung ke bawah, menatap Yuki dengan tatapan memelasnya, "Kenapa begitu?" tanyanya dengan suara bergetar.

"Oh astaga Valie kau menangis?" Yuki menahan tawanya, menggelengkan kepala takjub melihat tingkah gadis di sampingnya.

Valie menggeleng, bergeser agar dapat memeluk tubuh sang sahabat, "Mave?"

'Kita harus menikah untuk mendapatkan bayi,"

"Ya kapan kita melakukannya?"

"Sepulang dari Nevada,"

"Baiklah," Valie mengangguk, segera mematikan panggilan secara sepihak sebelum menatap Yuki, "Bisakah Lucas menjadi waliku saat pemberkatan nanti?"

"Bukan pamanmu?" tanya Yuki seraya menaikkan sebelah alisnya.

Valie menggeleng malas, "Aku tidak ingin orang gila itu merusak pernikahanku,"

"Ya. Kau benar," lantas Yuki mengangguk kecil, menepuk kepala Valie beberapa kali, "Kau sudah melewati tahun tahun yang buruk bersamanya,"

"Aku ingin membalad dendam,"

"Bukankah aku sudah menyarankan hal itu ratusan kali? Kau harus membalas semua yang telah pamanmu lakukan padamu Valie. Mereka harus mendapat ganjaran yang sesuai," Yuki memutar bola matanya malas, "Kau terlalu baik hati,"

"Aku masih terlalu lemah lembut untuk seorang ratu. Ya beberapa mengatakan itu. Memang benar," Valie mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk dengan membawa sebelah lengan Yuki untuk ia genggam, lantas meletakkan kepala di bahu sahabatnya, "Terlebih untuk seorang Mave yang berdarah dingin,"

"Kau tidak terkena serangan jantung saat mengetahui Mave adalah seorang mafia kelas kakap saja sudah merupakan sesuatu yang menakjubkan kurasa," balas Yuki tenang, "Keluargaku sudah sejak awal adalah mafia. Bukanlah sebuah keterkejutan untukku saat bertemu dengan Lucas,"

"Hmm kau benar," Valie mengangguk anggukkan kepalanya mengerti, "Kurasa Clau menyukai Mave,"

"Maksdumu? Bukankah Clau membully Mave habis habisan saat kuliah dulu?" tanya Yuki, benar benar tidak mengerti. Pasalnya ia ingat betul Clau dulu yang begitu membenci Mave dan Valie hingga merundung pasangan itu saat mereka duduk di bangku universitas.

"Semalam kami bertemu Clau. Mave turun ke casino. Melawan brandon. Dan Clau di sana. Terlihat sangat kagum saat menatap Mave. Kurasa dia menyukai Mave," jelas Valie datar, "Aku mengerti isyarat itu. Clau menginginkan Mave. Ia sekarang tahu, Mave adalah pemimpin Calisto. Bukan seorang laki laki culun yang mudah untuk di rundung,"

"Ya aku mengerti. Semua pasti jelas terpikat dengan pria semaskulin Mave. Kecuali aku karena Lucas jauh lebih maskulin,"

"Terserah apa katamu Yuki," Valie terkekeh kecil, "Mari kita lihat sejauh apa Clau bertindak untuk mendapatkan Mave,"

"Kurasa dia adalah gadis yang gigih. Kau harus sedikit berhati hati padanya," saran Yuki.

Valie hanya mengangguk anggukkan kepalanya untuk mengiyakan ucapan sahabatnya, "Pasti Antonio yang gila harta itu jelas akan mati matian membawa Mave untuk menjadi menantunya,"

"Ya. Pamanmu itu memang gila harta. Ingin sekali aku menamparnya dengan satu juta dollar hingga dia tersungkur," balas Yuki jengkel, "Pamanmu dan bibimu mereka semua gila,"

"Mereka bukan lagi keluargaku setelah aku memilih untuk benar benar pergi. Kemarin,"

"Ya. Itu sebuah keputusan yang bagus. Aku pikir itu keputusan terbaiknya,"