Saya menegurnya masih secara halus, bernada pelan, bermimik tenang.
Namun sejujurnya, saya sedikit Kehilangan jati diri saya. Karena, yang saya lakukan tersebut, bukanlah saya yang sebebarnya.
Dan saya mengakui, di sini, di instansi ini. Saya berubah dan merubah setiap halnya.
Tentu sebagian orang pun sempat mengalami atau merasakan posisi tersebut.
Yang sebelumnya
"Terbiasa bicara, dan mengutarakan apa adanya, kini berbanding terbalik 180derajat"
Saya jadi munafik. Tak langsung bicara atau dalam kata lain menegurnya.
Ya benar, saya sangat Munafik.
Tapi hal itulah yang membuat saya berfikir keras. Bertarung dengan sangat susah payah, tentang perlawanan sengit dari emosional dan pengelolaan fikiranku sendiri.
...bersambung"