Dengan wajah yang tak bersalah, kakinya begitu lapang berjalan lurus.
Padahal hambatannya adalah melangkah sebab rasa sakit.
Betul sekali, tak satu orang bicara samping telingaku, tentang hati kerasnya.
Mereka dan aku pun mencobanya beberapa kali, hasinya: kami menarik kesimpulan yang sama tentang hal tersebut.
Sungguh disayangkan, yang semestinya ia bisa jadi panutan atau memberi contoh atas segala pengalaman ciamiknya, malah berbanding terbalik.
Ketika seseorang merasa bahwa ia benar, maka disanalah titiknya.