BEGITU Annisa mendengar yang dikatakan Papanya, dia sudah semakin tidak percaya. Karena Koko selalu meyalahkan kesalahannya di atas pundak orang lain. Annisa pun bergegas pergi ke luar. Tidak. Tapi dia akan pergi ke Rumah Sakit.
"Persetan dengan bantuan! Aku akan mengurusnya sendiri! Aku mandiri! Aku bisa melakukan apapun!" teriaknya dalam hati. Karena dia mana berani teriak dan berkata kasar seperti itu. Yang ada, nanti dia kena marah Ibunya. Dan Sintya akan jatuh pingsan begitu mendengarnya. Ah, membayangkannya saja sudah membuat Annisa sesak.
Anisa pergi dari tempat tersebut. Dia mengambil mobilnya seperti biasa. Walaupun dia sudah sangat lelah karena sedari pagi bolak balik dari Rumah Sakit, ke Rumahnya dan ke Rumah Lisa. Tapi ada yang lebih penting dari rasa sakit ini. Yaitu, Lisa. Lisa adalah segalanya untuk Annisa.