PERCAKAPAN mereka begitu hangat. Selalu seperti itu. Zahid dan kedua orang tuanya juga makan dengan baik. Mereka peduli, mereka sangat menyayangi Zahid yang merupakan anak satu-satunya.
Kala itu, Zahid berbicara begini ditengah makan siang. "Zahid mau jadi Penyanyi saja, Ma, Pa," celetuknya.
Kalimat itu, tak pernah Zahid sangka bahwa kedua orang tuanya langsung membelakan mata. Apalagi Papa Zahid menggebrak meja sekaligus. Zahid yang waktu itu kecil, sudah pasti terkejut. Tidak. Bukan hanya karena dia anak kecil juga. Tapi karena mereka tak pernah menatap Zahid semenakutkan itu. Tak pernah juga Papanya menggebrak meja sekencang itu.
"Apa yang sedang kamu lakukan? Makanannya jadi tumpah, tahu!" sentak Mama Zahid. Yang mana dia tak pernah terlihat marah sedikitpun, pada siapapun.
"Zahid, Papa tak akan berikan kamu izin menjadi Penyanyi, ya?!" sentaknya membuat terkejut.
