Lidah lembut dan bibir Dom yang begitu panas membuat Avery sedikit kewalahan ketika pria itu tak hentinya menyesap seolah ingin menghisap apapun yang ada dalam rongga mulutnya.
Avery sendiri tak dapat menolak himpitan dada bidang yang hangat milik Dom. Seperti ia tak dapat menolak ciuman tiba-tiba yang membuatnya berputar sekaligus terlena itu.
Avery yang awalnya begitu terkejut dan refleks mendorong Dom, akhirnya harus menyerah ketika ia kemudian terbakar gairah yang entah dari mana datangnya yang membuatnya begitu pasrah dengan ciuman menuntut dari Dom. Avery bahkan tanpa sadar memejamkan kedua matanya dan ikut membalas ciuman-ciuman panas Dom itu.
"Aah ... sungguh manis. Tak pernah cukup," gumam Dom setengah mendesah ketika ia akhirnya melepaskan ciumannya pada Avery. Dom menatap bibir lembab Avery dan mengusapnya lembut untuk membersihkan sisa saliva dan lipstik manis yang tampak berantakan di atas bibir membengkak Avery yang sempat ia gigiti dengan gemas tadi.