Padahal di dalam kamar, Jeni masih diam saja tanpa membalas ucapan Wili yang sedari tadi merayunya.
"Jeni!" Wili masih berusaha meraih tangan Jeni. Namun lagi-lagi, Jeni berusaha menepis. Ia seakan tak sudi walau hanya dipegang tangan saja oleh Wili.
"Aku tahu, aku salah. Aku harap kamu jangan percaya dengan hasutan orang lain. Banyak sekali musuh di sekelilingku yang menginginkan rumah tangga kita berantakan." Wili berusaha membujuk terus-menerus.
"Apa! Hasutan kamu bilang? Apa maksud kamu bicara seperti itu?" Jeni mulai menanggapi penjelasan suaminya.
"Iya, Jen. Itu hanya tuduhan kezi saja. Tolong kamu jangan langsung percaya dengan tuduhan kezi itu kepadaku," rengek Wili dengan wajah memelasnya.
"Tuduhan kamu bilang!" Jeni mulai tersulut emosi pasadal Dokter tak menyarankan untuk itu.