Hanabi segera menepis rasa takut dengan senyuman menggoda.
"Kamu cemburu, ya?" goda Hanabi sambil merangkulkan kedua tangannya ke leher Leo. Membuat Leo tidak tertarik pada hadiah ini melainkan pada tubuhnya.
Aroma sabunnya sangat wangi. (Batin Hanabi, terlena)
"Awalnya aku tidak tahu kalau ternyata dia adalah orang berpengaruh seperti kamu. Kita bertemu di rumah sakit. Saat tanganku melepuh terkena air panas, juga saat kakiku lecet-lecet, dia yang mengobatinya," sambung Hanabi.
"Maksudmu dia menyamar sebagai dokter?" tanya Leo.
Hanabi mengangguk. "Aku hanya mengenalnya sebagai dokter saja. Dan, hari ini aku mengenalnya sebagai Tuan Muda ke-1 keluarga Christian. Mengejutkan sih, tapi aku merasa senang juga. Tidak sangka orang hebat seperti kalian berada dekat denganku."
Dada Leo semakin panas saat Hanabi dengan tidak ada takutnya berkata demikian.
"Aku sedang marah, apa tidak takut bicara begitu?"