"Sebenarnya apa yang terjadi padanya, Nak Leo? Apa selama Nak Leo menemaninya, Esme mau bicara?" tanya Franco.
Esme langsung menatap tajam ke arah Leo. Dan, Leo mengerti apa maksud tatapan itu.
"Dia tidak mau bicara apa-apa," jawabnya dingin.
"Huff ... Esme, bicaralah. Katakan yang sejujurnya. Ada apa denganmu? Tidak biasanya kamu terpuruk seperti ini. Lihat, kamu membuat ayah dan Nak Leo khawatir," kata Franco.
"Ehem!" Leo hanya berdehem. Perkataan Franco itu tidak benar.
Leo memeriksa jam tangannya. Dia beranjak dan mulai pamit pada Franco dan Esme.
"Pak Franco, ini sudah sore. Saya harus pulang, ada seseorang yang menunggu saya," ucap Leo sambil membenarkan jas kerjanya.
Seseorang?
Rasanya tidak rela mendengar sebutan itu. Esme langsung menahan lengan Leo.
"Tinggallah beberapa saat lagi," katanya memohon. "Dari tadi kamu belum makan apa-apa, kan? Kamu bisa sakit, Leo."
Lihatlah anakku. Dia sendiri perlu diperhatikan, tapi malah memperhatikan orang lain. (Batin Franco)