"Dia ngajakin aku ketemuan di Blood Moon, kalau gak salah. Menurut aku sih, dia baik orangnya. Bukan tipe cowok yang macem-macem."
"Bukan tipe cowok yang macem-macem, kenapa ngajak ketemuannya di Blood Moon? Blood Moon itu kan sebuah bar!" jelas Hanabi.
"Bar? Kamu tau tempatnya, Hana?" tanya Lilya.
Ya, jelas aku taulah. Pemilik bar itu kan, Leo. Idola kalian! Suami kontrak aku. (Batin Hanabi)
"Aku cuma pernah masuk ke dalem sebentar, terus ke luar lagi," jawabnya, dusta.
"Bagus! Nanti malem pokoknya kalian harus temenin aku. Titik!"
"Aku minta izin dulu sama Mama, Papa. Kalo diizinin ke luar, ya ayo!" kata Kadita.
"Emm ... aku liat dulu situasi nanti malem. Lagian, besok sekolah, lho." Hanabi takut Leo tak mengizinkannya ke sana.
"Kalau kamu takut, nanti sore aku jemput ke vila. Kita ke Blood Moon bareng, gimana?"
Tiba-tiba saja, dari belakang Hana ada yang berkata, "Blood Moon?" dengan suara baritonnya, sambil membuka pintu kamar mandi.
Dag, dig, dug!
...