Dua orang gadis berstatus sepasang sahabat sedang menikmati waktu luang bersama di sore hari. Tertawa riang dibawah senja jingga yang sebentar lagi hilang tergantikan oleh malam. Sudah hampir sepuluh tahun mereka bersama, tentu sudah sangat dekat serta mengenal seluk beluk satu sama lain.
"Han, jika suatu saat aku...
kring .... kring....
Dering alarm dari ponsel pintar milik Hana membangunkan mimpinya. selalu begitu. Dia meraih ponsel pintarnya dari atas nakas. mematikan alarmnya lalu bangun. Duduk sebentar lalu berdiri, menuju arah kamar mandi ia menggosok gigi dan membersihkan wajahnya. Entah sejak kapan dia terlihat begitu menyedihkan serta kesepian. Hanya senyum bodoh yang ia lihat dari wajahnya pada cermin kamar mandinya.
***
Suara klakson mobil dari arah depan pintu pagar membuat Hana berlari ke depan. sudah pasti itu Reyhan. Kekasihnya. Pemuda itu selalu datang pagi-pagi, bahkan ketika Hana belum mempersiapkan diri.
"Pagi sekali, kan aku sudah bilang jangan terlalu pagi. aku belum mandi tahu." keluh Hana disertai ekspresi kesal yang menggemaskan.
"apasih, kan keinginan aku sendiri buat jemput kamu sepagi ini. udah gak masalah. siap-siap gih. aku tunggu." Reyhan selalu tenang dan sabar.
Dulu Reyhan tidak selembut itu. Tetapi semenjak hari itu, ia berubah. Pemuda yang berstatus sebagai seorang penyanyi terkenal itu tidak ingin kehilangan Hana dari kehidupannya. Ia sangat mencintai Hana. Terlebih setelah ia tahu banyak fakta tentang gadis manis multitalenta itu.
Satu jam berlalu, dan Hana sudah rapi. Keduanya akan pergi berkencan di hari Minggu ini. Menikmati waktu berkualitas berdua saja.
"Let's go my lady." ajak Reyhan dengan semangat
"Ayo kita ke pantai!" ajak Hana semangat
"Yes, my lady."
***
Entah berapa lama mereka tidak melihat pantai. Rasanya begitu menyenangkan. Aroma asin air laut dan butiran pasir yang menyentuh kulit kaki, rasanya begitu menyenangkan. Reyhan dengan kameranya. Ia mengambil beberapa gambar Hana yang terlihat bagus. Tidak, kekasihnya selalu bagus dengan segala sisi.
Hana yang sedari tadi di foto secara diam-diam akhirnya menyadari. Ia berteriak agar Reyhan berhenti mengambil fotonya. Ia segera beranjak untuk merebut kamera dari tangan Reyhan. Tetapi, pemuda itu malah berlari sehingga keduanya seperti terlibat dalam scene drama romansa yang sering ditayangkan pada televisi lokal.
"Sayang, jangan lari terus ih!" Teriak Hana yang sudah lelah. Pipinya terlihat menggembung dan memerah. Napasnya tidak beraturan menandakan ia sudah kesal dan lelah
Reyhan menjulurkan lidah mengejek, lalu berhenti sejenak menunggu Hana menghampirinya.
"Eh eh kok kameranya diambil, jangan di hapus eh eh." Panik Reyhan ketika Hana merebut kameranya
"selalu berpikir negatif, dari pada kamu foto aku seperti paparazi, bukankah lebih baik kita berfoto bersama? 1 2 3.... "
keduanya tersenyum manis ke arah kamera, berpose terbaik meski kondisi mereka sudah berantakan karena berlarian.
"Capek..." keluh Hana
"Sini aku gendong." Reyhan segera berjongkok di depan kesayangannya
Hana segera naik ke atas punggung Reyhan. Tidak lupa Hana memberikan kecupan singkat pada pipi kiri Reyhan yang membuat pemuda itu tersenyum tipis dan semakin mencintai gadis ajaib itu.
Beberapa tahun yang lalu, sedari mereka pertama kali bertemu. Hingga hari ini mereka yang memutuskan untuk segera menikah di waktu dekat. Hana selalu ajaib di mata Reyhan. Bisa membuatnya takut, bahagia dan menangis gelisah. Gadis yang lebih cantik dari Hana memang banyak di luar sana. Tetapi hati seperti itu, hanya Hana yang memilikinya.
"Reyhan sayangku...." panggil Hana dengan lembut dan sedikit berbisik pada sisi kiri daun telinga Reyhan
Ia melakukannya karena pemuda itu hanya terdiam tidak menanggapi ocehannya
"ya ya ya? apa?" tanya Reyhan yang baru tersadar dan sedikit gelagapan
"laper, ayo makan seafood!" ajak Hana sambil menunjuk salah satu Restoran seafood yang ada di tepian pantai
"ayo, seperti kemauanmu. My Lady."