Chereads / Persona of Love / Chapter 2 - Awal

Chapter 2 - Awal

Gerimis pada siang itu menjadi penutup dari berlangsungnya konferensi pers yang dilakukan oleh artis muda yang akrab dengan nama panggung "Rin". Gadis yang baru menginjak dua puluh dua tahun itu memutuskan untuk berhenti dari dunia infotainment. sudah sepuluh tahun dari pertama kali ia memulai debutnya sebagai seorang penyanyi. entah apa penyebabnya, tentu keputusan itu membuat beberapa penggemar begitu kecewa, bahkan setelah satu tahun tidak ada informasi lebih lanjut mengenai karya baru. kini penggemar harus menerima kenyataan bahwa idola mereka memilih untuk mengundurkan diri.

***

Hana, gadis itu tersenyum manis ketika melihat sebuah berita pada televisi warung makan di dekat rumahnya. berita mengenai pengunduran diri seorang artis.

"sudah puas?" tanya seseorang teman di samping Hana

"bukankah jawaban sudah terlihat dari ekspresi wajahku?" jawab Hana

"setelah ini apa rencanamu?" tanya sahabatnya

"kamu akan memulai debutmu tahun ini, biarkan aku yang mengurus semua lagumu. aku akan meminta izin pada CEO perusahaan untuk memegang musikmu." terang Hana

Farhana Alanta, dia adalah artis yang memiliki nama panggung "Rin" yang baru saja mengundurkan diri dua hari lalu. kini ia sudah pindah rumah. mengganti imagenya sehingga penggemar tidak akan menyadari keberadaannya di dunia nyata. seseorang yang baru saja berbicara dengannya adalah Melody. Seorang gadis yang akan memulai debutnya tahun ini dibawah agensi tempat Hana bekerja. Keduanya memiliki ciri musik yang serupa, itulah mengapa Hana memilih untuk mengundurkan diri agar sahabatnya bisa debut. Perusahaan musik tidak bisa menerima dua artis dengan image yang sama dalam satu perusahaan.

Keduanya sedang menikmati makan siang sederhana di sebuah warung pinggir jalan. Hana sudah lama tidak melakukan hal itu selama sepuluh tahun ini karena statusnya sebagai artis yang bisa saja diincar paparazi. kini setelah mengundurkan diri, ia merasa lebih bebas untuk melakukan banyak hal yang ia mau. Bekerja tanpa ada rasa cemas yang membuat gangguan pada kesehatan mentalnya.

"masih ada waktu satu bulan sebelum debutku dimulai." ucap Melody tiba-tiba

"lalu?" tanya Hana

"bisakah aku menghabiskan lebih banyak waktu bebas seperti ini dengan sahabatku?" ujar Melody

"untukmu bestie."

Mereka keluar dari tempat makan itu, tertawa riang sembari menaiki motor matic milik Hana, tentu juga Hana yang mengemudikan. Tertawa lepas sepanjang jalan.

Di tengah perjalanan Melody membahas mengenai perkuliahan. Tingkat pendidikan yang tidak diikuti oleh Hana karena dia terlalu mencintai pekerjaannya. Melody mengatakan bahwa ia akan segera lulus dari universitas. Mungkin di waktu yang tidak akan jauh dari jadwal debutnya. Hana selalu senang mendengar cerita dari Melody. terlebih mengenai kisah pendidikannya. Hana tidak bodoh, alasan mengapa ia tidak melanjutkan ke universitas karena ia sangat fokus pada musik. Banyak lagu - lagu hitz yang di tulis serta di produseri sendiri oleh Hana. Begitulah mengapa penggemar sangat mengagumi Hana.

"ada tugas akhir, bisakah aku diantar untuk bertemu seseorang besok lusa?" Tanya Melody

"Hari Jumat?"

"Iya. Han. bolehkan? selain itu bisakah kamu mengurus prosedur perizinan untuk kegiatan ini pada CEO kita?" Melody memohon dengan suara yang dibuat-buat, tentu membuat Hana merasa geli sendiri.

"kita bisa pergi pukul tiga sore, dan kembali ke perusahaan sebelum pukul enam sore." jawab Hana mutlak.

Hana adalah kesayangan CEO, apapun permintaan yang diajukan tidak pernah mendapatkan penolakan. Senja mulai bergulir perlahan. Keduanya sudah memasuki kompleks perumahan dan kebetulan mereka memutuskan untuk tinggal bersama.

"Hana, lain kali. bisakah kamu menyiapkan perlengkapanmu sendiri?" Tanya Melody sebelum membuka pintu rumah mereka

"ada apa? bukankah selama ini kamu bilang tidak masalah melakukan ini itu untukku?" Hana berbalik meminta penjelasan

"kamu memang seorang Tuan Putri, hal itu tidak akan berubah. Jika aku pensiun menjadi temanmu. mungkin aku harus mencari orang baru untuk menjagamu, menemani agar tidak kesepian." Terang Melody, kemudian keduanya masuk ke dalam rumah tanpa sepatah kata.

Hana naik ke lantai dua, dimana memang disanalah kamarnya berada. Sedangkan Melody memilih kamar yang berada di lantai pertama karena gadis bertubuh kecil itu tidak ingin repot-repot naik turun tangga.

***

Petikan gitar terdengar samar, membentuk irama pengiring malam. entah apa yang ia pikirkan. meski lembut, petikannya terdengar menyayat. Bulan kelam tertutup awan hitam. mungkin hujan akan kembali turun malam ini. Hana melihat sekilas arah luar jendela. satu persatu lampu-lampu rumah tetangga mulai di padamkan. mungkin sudah terlalu larut dan mereka sudah ingin memasuki mimpi masing-masing.

Hana menghentikan alat perekam yang ada di ponsel pintarnya. ia beranjak untuk turun. sekedar memastikan apakah Melody masih terjaga atau sudah terlelap.

Suara merdu itu masih bernyanyi. tidak lama lagi rekaman musik akan dilakukan. mungkin sahabatnya sedang berlatih untuk menstabilkan suaranya. karena masih ada beberapa nada yang belum terjangkau.

"sudah larut, cukup latihannya. aku yakin semua akan baik-baik saja. jaga kesehatanmu." pesan Hana yang tiba-tiba masuk ke kamar Melody

"Tapi aku merasa begitu cemas untuk debutku." keluh Melody

"aku ada bersamamu. apalagi yang kau takutkan?" ujar Hana menenangkan

Hening kemudian, Hana memilih untuk pergi. Hanya beberapa langkah tanpa menutup pintu kamar Melody. Ia mendengar namanya disebut.

"Hana, jika aku pensiun menjadi temanmu. Bisakah kau berjanji akan baik-baik saja?" Pertanyaan Melody membuat Hana membeku sesaat.

Tanpa menjawab apapun Hana segera berlalu. Dia membenci pertanyaan itu. Ada takut dan kesedihan yang ia rasakan. Mereka sudah bersama selama ini, haruskah perpisahan terjadi diantaranya.

Hana membanting tubuhnya di atas ranjang. Menatap langit-langit kamar yang nampak gelap karena lampu kamar itu sudah dimatikan.

***

Hari Jumat yang ditunggu akhirnya tiba. Pukul tiga sore Hana dan Melody sudah menunggu di sebuah cafe yang terletak di tengah kota. Tidak jauh dari lokasi perusahaan. Hana mengamati sekitar, memastikan tidak ada orang yang mengenali dirinya sebagai Rin.

"wajahku aman kan?" Tanya Hana

"Aku bahkan tidak yakin jika Hana dan Rin adalah satu orang yang sama setelah melihatmu berkeliaran dengan penampilan sekarang." ejek Melody

"ahahahahaha" Hana tertawa lepas

Rin berdiri dengan image gadis manis yang menggemaskan, sedangkan Hana terlihat berbanding terbalik. Tidak ada lagi rambut panjang sepinggang yang berwarna merah muda, aksesoris lucu dan riasan wajah yang imut. Hana terlihat begitu sederhana dengan potongan rambut sedikit dibawah bahu, berwarna hitam dan poninya dijepit asal ke belakang sehingga menampilkan dahinya. Tidak lupa dengan kacamata frame bulat yang membuatnya terlihat seperti gadis-gadis di internet meski dandanan biasa saja.

"kapan temanmu akan datang?" Tanya Hana yang sudah merasa bosan menunggu

"dia sedang dalam perjalanan. tunggu saja." begitu ucap Melody menenangkan

"kamu menyukainya?" Satu pertanyaan yang membuat Melody salah tingkah. Hana tahu, sepertinya teman yang di sebutkan sebagai rekan kampus ini ada posisi istimewa untuk sahabatnya

"Sudahlah, panggil dia kalau nanti sudah sampai. supaya dia menghampiri kita disini." perintah Melody

"heii, aku bahkan tidak tahu ciri-cirinya." protes Hana

"berkacamata dengan hoodie hitam."

***