Aroma pengharum aerosol dengan aroma lavender langsung tercium begitu Kaisar menginjakkan kakinya masuk ke sebuah ruang rawat inap VVIP di MIR. Dengan wajah yang terlihat sangat khawatir, Kaisar masuk.
Bunyi alat pendeteksi tanda vital terdengar stabil. Beberapa kabel tersambung di dada Alfendy. Lalu juga ada selang infus yang menyalurkan cairan bening masuk ke dalam tubuh tuanya setetes demi setetes.
Kaisar melihat pria tua yang ia sayangi tergeletak lemas di atas ranjang. Hatinya teriris, meski pun ia sangat benci dengan semua keluarga Samudera, nyatanya darah memang jauh lebih kental dari pada air. Kaisar sangat sedih melihatnya.
Di samping Alfendy, ada Bambang dan juga Hera. Hera duduk di kursi sembari menggenggam tangan Alfendy yang telah berkeriput. Usianya memang tak lagi muda, telah banyak kerutan terlihat bahkan di tangan yang dulunya sangat kokoh ini.
