Keesokan harinya.
Sinar bulan terlihat berkilau seperti perak saat menerpa dedaunan di pinggir jalanan sebuah restoran berkelas. Belum lagi Felicia akan menjamu Aldino sebagai ucapan rasa terima kasih telah membantu pernikahannya dengan menjadi saksi. Sebuah traktiran sederhana dan sebagai media kencan buta.
Kaisar juga sudah tahu kalau Felicia merencanakan undangan makan malam ini. Felicia getol mendandani Kaisar dengan pakaian formal, kemeja lengan panjang warna hitam yang melekat ketat di tubuh atletisnya. Kaisar terlihat sangat tampan dan membuat Felicia girang bukan main karena ia tak membuang uangnya secara percuma.
"Sudah reservasi atas nama Felicia." Felicia berkata pada front office restoran.
"Nona Felicia, untuk empat orang ya?"
"Benar."
"Silahkan."
"Kenapa pesan empat kursi?" tanya Kaisar.
"Jessca akan ikut. Aku berencana mengenalkan Jessca dengan Kak Dino." Felicia berbisik pada Kaisar. Pantas saja ada empat kursi di satu meja mereka.