"Tidak adil," celetuk Felicia.
"Apanya?" Kaisar menoleh kaget, kenapa tiba-tiba calon istrinya berkaca-kaca. "Apa tidak adil karena kamu tersiksa saat hamil sedangkan aku tidak?" tanya Kaisar, kalau bisa ia pun ingin menggantikan Felicia mengalami hal itu, karena melihat gadis itu tersiksa karena morning sickness membuat Kaisar ikut tersiksa.
"Enggak!! Bukan, Kai. Nggak adil karena aku nggak tahu apa pun tentangmu." Felicia merangkul leher Kaisar.
"Maksudmu apa, Cia?"
"Aku ingin tahu semuanya tentang dirimu, Kai!
Please, kita mau menikah masa aku sama sekali tak tahu tentang masa lalu dan kehidupan yang kamu jalani?" Pinta Felicia penuh permohonan.
"Kan sudah aku bilang, Cia. Jalani aja dulu, nanti juga tahu. Lagi pula masa laluku juga bukanlah hal yang pantas untuk di banggakan. Masa laluku gelap pekat tanpa cahaya." Kaisar mendengus panjang, masa lalunya pasti sangat mengerikan bagi gadis seperti Felicia yang hidup dengan sempurna dalam keluarga baik-baik.