"Ehh?? Membunuh?? Mamamu??" Kisar melongo, ia tercengang-cengang dengan penuturan sang istri. Cia pun hanya bisa mengangguk lesu dengan pemikiran Kaisar.
"Kai, apa menurutmu aku harus menemui Firman dan mengancamnya untuk bercerita." Cia begitu gemas dengan kejadian hari ini, ia ingin lekas menemui pria itu dan mengetahui tiap detail kesalahan yang telah ia lakukan, memang sangat naif, tentu saja Firman tak akan mau mengatakannya pada Felicia.
"Memang sudah pasti, Cia? Kalau kamu menuduhnya tanpa bukti dan dia marah sampai menuntutmu bagaimana?? Namanya orang terdesak, ia bisa saja membuat tuntutan pencemaran nama baik. Bukankah kamu bilang sendiri Anjani berada di balik pria ini. Pasti Anjani akan membelanya." Kaisar menasehati sang istri agar tindak bertindak gegabah.
"Kamu benar, Hubby! Tapi aku nggak salah dengar kok. Dia benar-benar bilang kalau membunuh wanita itu demi membuat Anjani bisa bersama dengan suaminya. Siapa coba kalau bukan mamaku??" Hela Cia panjang.