Kembali ke Jessca. Wajah cantiknya berkeringat dingin karena panik. Sumpah, Jessca hampir kena serangan jantung saat Aslan menggerayang bokongnya tadi. Jessca harus bergegas mengambil surat itu dan pergi dari sana. Tak ingin terlibat lebih jauh dengan para mafia ini.
"Fuck! Bagaimana caraku menidurkan pria itu?!" Jessca memikirkan ide. Akhirnya terlintas sebuah ide. Meski pun ia sebenarnya juga jijik namun tak ada pilihan.
[Maafin aku Aldino. Tak akan ada lain kali!! Semuanya demi keberhasilan misi kita!!] Jessca menatap layar ponselnya yang kini berwallpaper Aldino.
Setelah mengecup foto Aldino, Jessca menaruh bubuk obat tidur di lidahnya. Begitu keluar dari kamar mandi, Jessca langsung mencium bibir Aslan, melumatnya penuh gairah. Jessca menautkan lidahnya yang penuh dengan obat tidur dan memberikannya pada Aslan.
"Pahit." Aslan hendak melepaskan tautan lidahnya. Namun Jessca semakin gencar mencium bibir Aslan, membagi saliva.