Namun … sampai satu menit berlalu, belum ada detak jantung yang terdengar. Bibir Cia mulai pucat, ia melihat ke arah layar monitor. Kaisar tak mengerti apa pun tentang ilmu medis, namun saat melihat wajah pucat sang istri ia tahu ada sesuatu yang tidak beres dengan kandungannya.
"Kenapa?" tanya Kaisar pada Aldino.
"Detak jantungnya tidak ada, Kai."
Wajah Cia pucat pasi, tangannya menggenggam erat ujung blus biru yang ia kenakan saat ini. Sementara itu, Aldino memutar kepala alat USG untuk mengamati kantong kandungan Felicia.
"Maaf, Cia. Ini ada kantong embrionya, ada air ketuban juga, tapi tak ada detak jantung. Jadi …"
"Nggak mungkin!! Tidak!! Janinnya baik-baik saja!! Aku bahkan masih mual dan muntah, Kak Dino!! Jadi janinku tak mungkin hanya kantong kosong." Sahut Cia. Wanita itu mulai tergugu, ia mengusap perutnya. Tak rela bila kehamilannya di katakan sebagai hamil kosong.
"Tapi tak ada detak jantungnya, Cia." Aldino menjelaskan permasalahan itu kepada Cia.