"Ehem … Dok, saya mau bicara. Tentang gadis bernama Mirielle." Lastri mulai membuka suaranya begitu pisang goreng di tangannya habis.
"Uhuk!!!" Kali ini Cia yang tersedak.
"Elle." Cia menoleh, menatapnya lekat dengan tatapan menyelidik. Baru siang tadi ia mengatakan tidak mengenal Elle, sekarang ia justru ingin membuka semuanya. Mungkin, mungkin saja Lastri merasa berhutang budi dengan kebaikan Cia yang telah menolong kakaknya.
"Iya, dok. Yang dokter tanyakan tadi." Lastri menoleh ke arah sang Kakak yang masih tertidur dengan pulas karena pengaruh obat. Kakaknya menahan agar Lastri tidak mengatakan pada siapa pun untuk melindungi sang adik. Tapi sepertinya Lastri goyah.
"Serius? Jadi kamu kenal?" Cia menaruh gelas teh ke atas lepek, ia memasang telinga untuk mendengar cerita tentang Elle.